OKI, gradasigo — Di tengah musim panen yang melimpah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, muncul kekhawatiran di kalangan petani terkait penyerapan hasil panen mereka.
Menanggapi hal tersebut, Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel-Babel) dengan tegas menyatakan komitmennya untuk menyerap hasil panen petani semaksimal mungkin.
Kendati demikian, Bulog mengakui adanya kendala sementara terkait keterbatasan kapasitas mesin pengering (dryer) yang menyebabkan sedikit penundaan dalam proses pengambilan gabah.
Kepala Kanwil Bulog Sumsel Babel, Heriswan, menjelaskan bahwa pihaknya sangat memahami pentingnya panen bagi kesejahteraan petani. Oleh karena itu, Bulog tidak pernah memiliki kebijakan untuk menolak hasil panen petani.
Penundaan pengambilan sebagian kecil hasil panen selama 1-2 hari semata-mata disebabkan oleh antrean penggunaan dryer yang kapasitasnya terbatas jika dibandingkan dengan volume panen yang dihasilkan petani secara serentak.
“Kami ingin meluruskan pemberitaan yang mungkin menimbulkan keresahan di kalangan petani. Bulog selalu berkomitmen untuk mendukung petani dengan membeli hasil panen mereka sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Memang ada sedikit penyesuaian jadwal pengambilan karena keterbatasan dryer, tetapi ini bukan berarti kami menolak,” ujar Heriswan saat memberikan keterangan kepada media pada Kamis, 10 April 2025.
Sebagai bentuk komitmen nyata dalam mendukung petani, Bulog Sumsel-Babel saat ini menerapkan sistem jemput bola dalam proses pembelian gabah. Petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya dan tenaga untuk mengantarkan hasil panen mereka ke gudang Bulog. Petugas Bulog akan langsung mendatangi lokasi panen petani untuk melakukan verifikasi dan pengangkutan gabah.
“Dengan sistem jemput bola ini, kami berharap dapat meringankan beban petani. Mereka cukup menyiapkan gabah yang sudah dipanen di pinggir sawah, dan tim kami akan datang untuk mengambilnya. Selain itu, kami juga memastikan bahwa harga pembelian gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yaitu Rp6.500 per kilogram. Ini adalah wujud dukungan kami agar petani mendapatkan harga yang layak atas kerja keras mereka,” jelas Heriswan.
Sistem jemput bola ini tidak hanya mempermudah petani dari segi logistik, tetapi juga mempercepat proses transaksi dan pembayaran. Petani dapat lebih cepat menerima uang hasil penjualan gabah mereka, yang tentunya sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mempersiapkan musim tanam berikutnya.
Menyadari potensi peningkatan produksi gabah di Kabupaten OKI dan wilayah Sumsel pada umumnya, Bulog juga telah merencanakan langkah-langkah jangka panjang untuk mengatasi masalah keterbatasan kapasitas penyimpanan dan pengeringan. Salah satu langkah yang akan segera direalisasikan adalah penambahan gudang di Kabupaten OKI.
Heriswan mengungkapkan bahwa Bulog akan memanfaatkan gudang-gudang milik swasta yang memenuhi standar sebagai tempat penampungan tambahan hasil panen petani. Langkah ini akan sangat membantu Bulog dalam menyerap lebih banyak gabah dari petani, terutama pada saat panen raya di mana volume panen sangat tinggi.
“Kami menyadari bahwa OKI adalah salah satu lumbung padi utama di Sumatra Selatan. Oleh karena itu, penambahan kapasitas gudang di wilayah ini menjadi prioritas kami. Kami akan melakukan kerja sama dengan pemilik gudang swasta untuk menyewa gudang mereka sebagai tempat penampungan sementara. Dengan demikian, kami dapat menyerap lebih banyak hasil panen petani dan mengurangi potensi terjadinya penumpukan gabah di tingkat petani,” kata Heriswan.
Bulog Sumsel-Babel menargetkan untuk dapat menyerap setidaknya 30 persen dari total produksi gabah petani di wilayah kerjanya. Heriswan juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak dapat menyerap seluruh hasil panen karena Bulog memiliki fungsi utama dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras secara nasional. Sebagian besar hasil panen lainnya akan diserap oleh para mitra usaha dan pelaku industri perberasan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Kami memiliki target serapan yang harus kami penuhi untuk menjaga stok beras nasional. Namun, kami juga menyadari bahwa para pengusaha dan mitra kami juga memiliki peran penting dalam menyalurkan beras ke pasar. Oleh karena itu, kami akan terus berkoordinasi dengan mereka agar seluruh hasil panen petani dapat terserap dengan baik dan harga di tingkat petani tetap stabil,” pungkas Heriswan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh Bulog Sumsel-Babel, diharapkan para petani di Kabupaten OKI dan wilayah lainnya dapat merasa tenang dan yakin bahwa hasil panen mereka akan diserap dengan baik oleh pemerintah melalui Bulog, dengan harga yang sesuai dan proses yang mudah. Komitmen Bulog untuk terus mendukung petani merupakan bagian penting dari upaya menjaga ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.