Bisnis

IHSG & Rupiah Melemah, Bukan Cuma Data—Ini Kata Pakar soal Efek Psikologis Pasar!

Pelemahan IHSG dan Rupiah bukan cuma soal angka dan data ekonomi. Foto : antara

Pelemahan IHSG dan Rupiah bukan cuma soal angka dan data ekonomi. Foto : antara

Surabaya, gradasigo - Pasar modal Indonesia lagi-lagi diguncang. Tapi tunggu dulu, bukan cuma faktor ekonomi yang jadi biang kerok—ternyata, psikologi investor juga punya andil besar! Kok bisa?

Di tengah gejolak ekonomi global dan sentimen suku bunga The Fed, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menunjukkan pelemahan. Namun, menurut pengamat pasar dan dosen FEB Universitas Airlangga, Wahyu Pratama, pelemahan ini tak sepenuhnya soal fundamental—ada faktor psikologis yang diam-diam berpengaruh besar.

"Investor kita itu gampang panik, apalagi saat ada tekanan global. Mereka cenderung menarik dana tanpa mempertimbangkan rasionalitas jangka panjang," jelas Wahyu.

Dalam pemaparannya, ia menyebutkan bahwa volatilitas tinggi saat ini juga didorong oleh kepanikan kolektif akibat pemberitaan negatif dan ketidakpastian ekonomi dunia. Apalagi, banyak investor domestik yang belum terbiasa menghadapi fluktuasi tinggi.

Selain itu, kekhawatiran terhadap ketidakpastian arah kebijakan pemerintah pasca Pemilu 2024 juga makin memperkeruh suasana. Sentimen ini memperburuk kinerja IHSG yang pada perdagangan terakhir ditutup melemah ke level 6.900-an, sementara rupiah sempat tembus di atas Rp16.000 per dolar AS.

 

Solusi?

Wahyu menyarankan agar investor memperkuat literasi keuangan dan tidak mudah terpengaruh euforia atau ketakutan pasar. Pemerintah dan otoritas keuangan juga diminta lebih aktif memberi edukasi serta menjaga stabilitas psikologis pasar lewat komunikasi publik yang efektif.

Pelemahan IHSG dan Rupiah bukan cuma soal angka dan data ekonomi. Ini juga soal mood pasar dan persepsi investor. Saatnya berhenti panik, mulai rasional!

Related Post