News

Kolaborasi Pemkab OKI dan Provider Rampungkan Strategi

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kominfo OKI, Adi Yanto saat memberi paparan dalam rapat koordinasi (rakor) penuntasan desa blank spot dan lemah sinyal yang diselenggarakan di Ruang Rapat Bende Seguguk I Setda OKI, pada Kamis (17/4/2025). Foto: dok. Diskominfo OKI

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kominfo OKI, Adi Yanto saat memberi paparan dalam rapat koordinasi (rakor) penuntasan desa blank spot dan lemah sinyal yang diselenggarakan di Ruang Rapat Bende Seguguk I Setda OKI, pada Kamis (17/4/2025). Foto: dok. Diskominfo OKI

Ogan Komering Ilir, gradasigo — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI) terus mematangkan strategi untuk menghadirkan akses internet yang handal di wilayah-wilayah terpencil yang selama ini kesulitan mendapatkan sinyal. Melalui program "Sinyal Kuat", Pemkab OKI menggandeng berbagai penyedia layanan telekomunikasi (provider) untuk mengatasi masalah blank spot internet, terutama di kawasan pesisir timur dan desa-desa yang memiliki topografi menantang.

Upaya kolaboratif ini diwujudkan melalui serangkaian pertemuan dan koordinasi yang intensif. Salah satunya adalah rapat koordinasi (rakor) penuntasan desa blank spot dan lemah sinyal yang berlangsung di Ruang Rapat Bende Seguguk I Setda OKI, Kamis (17/4/2025). Rapat ini dihadiri oleh Asisten III Setda OKI, Hj. Nursula, S.Sos., yang mewakili Bupati OKI, serta perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) OKI dan para penyedia layanan telekomunikasi.

"Pertemuan hari ini merupakan langkah konkret kita untuk merumuskan strategi yang paling efektif dalam mengatasi permasalahan blank spot dan sinyal lemah di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat OKI memiliki akses yang sama terhadap internet," ujar Hj. Nursula dalam sambutannya.

Plt Kepala Diskominfo OKI, Adi Yanto, mengungkapkan bahwa tantangan konektivitas internet di Kabupaten OKI masih cukup besar. Tercatat, 47 desa masih berada dalam kondisi blank spot atau tanpa sinyal internet, sementara puluhan desa lainnya mengalami masalah sinyal yang sangat lemah.

"Ini adalah pekerjaan rumah yang besar bagi kami. Program 'Sinyal Kuat' merupakan wujud nyata dari komitmen Bapak Bupati Muchendi untuk mengatasi permasalahan ini. Kami terus berupaya mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan," tegas Adi Yanto.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemkab OKI menerapkan berbagai pendekatan. Pada tahun 2024, melalui kerjasama dengan Direktorat Jenderal PPI Kominfo (kini Komdigi), telah dibangun tower telekomunikasi di 12 desa, termasuk Desa Bukit Batu Kecamatan Pangkalan Lampam, Desa Toman Kecamatan Tulung Selapan, dan Desa Parit Raya Kecamatan Cengal.

Selain itu, bantuan internet satelit VSAT dari BAKTI Komdigi juga telah diterima dan dimanfaatkan oleh 1 kantor desa dan 17 sekolah, seperti SD Negeri 1 Bandar Jaya Kecamatan Air Sugihan dan MI Swasta Nurun Zahabun Desa Marga Tani Kecamatan Air Sugihan.

Namun, Adi Yanto mengakui bahwa kondisi geografis OKI yang luas dan beragam menjadi tantangan tersendiri. "Luasnya wilayah dan kondisi geografis yang berbeda-beda di setiap kecamatan membuat penanganan masalah sinyal ini memerlukan solusi yang beragam pula," katanya.

Dalam rakor tersebut, PT Telkomsel Wilayah Sumsel menawarkan program "Small Village Market PenetratION" (Simpati) sebagai salah satu solusi untuk wilayah dengan sinyal lemah. Manager Network Operations and Productivity Telkomsel Palembang, Muhammad Ridho Purnawijaya, menjelaskan bahwa program ini mengedepankan konsep gotong royong.

"Melalui program Simpati, kami mengajak Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa untuk bersama-sama membangun infrastruktur telekomunikasi. Desa atau Pemda dapat membangun tower sesuai dengan spesifikasi Telkomsel, dan kami akan melakukan instalasi perangkatnya," jelas Ridho.

Lebih lanjut, Ridho menambahkan bahwa program ini juga memberikan fleksibilitas dalam pembangunan infrastruktur. "Jika tidak ada lahan atau anggaran untuk membangun tower baru, kita juga bisa memanfaatkan bangunan tinggi yang sudah ada di desa, seperti rumah walet, asalkan memenuhi persyaratan teknis dan perizinan," ujarnya.

Program Simpati ini telah terbukti berhasil diimplementasikan di beberapa daerah lain, seperti Kabupaten Musi Rawas, Empat Lawang, dan Rejang Lebong. Telkomsel berharap program ini juga dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah sinyal lemah di Kabupaten OKI.

Untuk mengatasi desa-desa yang benar-benar tidak memiliki sinyal internet (blank spot), Pemkab OKI akan mengandalkan bantuan internet satelit dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui dana Bantuan Keuangan Khusus (BKBK).

"Untuk wilayah blank spot, kita sangat berharap bantuan internet satelit dari Pemprov Sumsel melalui dana BKBK dapat segera direalisasikan pada tahun ini. Ini adalah solusi yang paling memungkinkan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sangat sulit dijangkau oleh infrastruktur terrestrial," pungkas Adi Yanto.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan melalui program "Sinyal Kuat", Pemkab OKI optimis dapat segera mengatasi permasalahan blank spot dan sinyal lemah di seluruh wilayah kabupaten.

Kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemanfaatan teknologi yang tepat diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam kualitas konektivitas internet dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Related Post