News

Korlantas Polri Siapkan Jurus Ampuh Atasi Kemacetan Mudik Lebaran 2025, Sistem Buka Tutup Rest Area Jadi Andalan, Keselamatan Pemudik Nomor Satu

Korlantas Polri Siapkan Jurus Ampuh Atasi Kemacetan Mudik Lebaran 2025, Sistem Buka Tutup Rest Area Jadi Andalan, Keselamatan Pemudik Nomor Satu. Foto: dok. Liputan6.com

Korlantas Polri Siapkan Jurus Ampuh Atasi Kemacetan Mudik Lebaran 2025, Sistem Buka Tutup Rest Area Jadi Andalan, Keselamatan Pemudik Nomor Satu. Foto: dok. Liputan6.com

Jakarta, gradasigo – Antisipasi arus mudik dan balik Lebaran 2025 terus digenjot oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.

Menyadari potensi kepadatan kendaraan yang meningkat signifikan saat musim mudik tiba, Korlantas Polri berbenah diri dan menyiapkan sejumlah strategi jitu untuk memastikan kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan para pemudik.

Salah satu langkah utama yang akan diterapkan adalah sistem buka tutup rest area, strategi cerdas yang diharapkan mampu mengurai kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan tol.

Kepadatan kendaraan di rest area menjelang waktu berbuka puasa seringkali menjadi pemicu utama kemacetan saat arus mudik Lebaran. Para pemudik, yang berbondong-bondong mencari tempat istirahat untuk berbuka puasa, memadati rest area hingga melebihi kapasitas.

Akibatnya, kendaraan meluber hingga memenuhi bahu jalan, memicu kemacetan parah yang mengganggu arus lalu lintas secara keseluruhan. Untuk mengatasi permasalahan klasik ini, Korlantas Polri mengambil langkah tegas dengan menerapkan sistem buka tutup rest area.

Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol Agus Surya Nugroho, menjelaskan bahwa sistem buka tutup rest area akan diaktifkan secara fleksibel, disesuaikan dengan kondisi kepadatan di lapangan.

Saat rest area mulai padat, petugas akan segera menutup akses masuk, mencegah penumpukan kendaraan yang berlebihan. Sebaliknya, jika situasi di rest area sudah lebih lengang, akses masuk akan kembali dibuka, memungkinkan pemudik untuk beristirahat dengan nyaman.

Strategi ini diharapkan dapat mengendalikan arus kendaraan yang masuk ke rest area, mencegah terjadinya overcapacity dan kemacetan yang tidak diinginkan.

“Kami akan menutup rest area ketika kondisinya padat, dan membukanya kembali jika situasi lebih lengang,” ungkap Irjen Pol Agus, menegaskan komitmen Korlantas Polri dalam mengimplementasikan sistem buka tutup rest area secara efektif.

Penerapan strategi ini menjadi prioritas utama, terutama menjelang waktu berbuka puasa, di mana potensi kepadatan di rest area meningkat tajam.

Dengan sistem buka tutup yang terkontrol, Korlantas Polri berharap dapat menciptakan arus mudik Lebaran yang lebih lancar, lebih tertib, dan lebih nyaman bagi seluruh pemudik.

Selain menerapkan sistem buka tutup rest area, Korlantas Polri juga terus mengimbau para pemudik untuk tidak berhenti sembarangan, terutama parkir kendaraan di bahu jalan.

Kebiasaan parkir di bahu jalan, meskipun terkesan sepele, ternyata dapat memicu dampak negatif yang signifikan terhadap kelancaran dan keselamatan arus lalu lintas.

Kendaraan yang parkir di bahu jalan dapat mempersempit ruang gerak kendaraan lain, menciptakan titik?? kemacetan, bahkan meningkatkan risiko kecelakaan.

Irjen Pol Agus Surya Nugroho menggambarkan potensi bahaya parkir di bahu jalan dengan mengambil contoh rest area Kilometer 102. “Bayangkan jika rest area di Kilometer 102 sudah penuh dan kendaraan mulai parkir di bahu jalan.

Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi,” lanjutnya. Ilustrasi ini memberikan gambaran jelas betapa pentingnya disiplin berlalu lintas dan menghindari kebiasaan parkir sembarangan.

Korlantas Polri tidak akan mentolerir pelanggaran parkir di bahu jalan, karena keselamatan pemudik adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar.

Dalam situasi rest area penuh dan akses masuk ditutup, Korlantas Polri memberikan solusi cerdas bagi para pemudik. Daripada memaksakan diri parkir di bahu jalan yang berbahaya, pemudik dianjurkan untuk keluar tol dan memanfaatkan wisata kuliner yang bertebaran di jalan kabupaten sekitar rest area.

Inisiatif ini tidak hanya memberikan alternatif tempat istirahat yang nyaman, tetapi juga sekaligus mempromosikan potensi wisata kuliner daerah, menggerakkan perekonomian lokal, dan memberikan pengalaman mudik yang lebih berkesan.

Irjen Pol Agus menjelaskan bahwa pemudik tidak perlu khawatir terkena biaya tambahan saat keluar tol untuk mencari tempat makan di jalan kabupaten.

“Silakan keluar tol, di sana ada wisata kuliner di jalan kabupaten, dan bisa kembali lagi tanpa biaya tambahan. Itu akan memudahkan pemudik tanpa beban tol,” jelasnya. Kebijakan ini sangat menguntungkan pemudik, memberikan fleksibilitas dan kebebasan untuk beristirahat dan menikmati kuliner lokal tanpa harus terjebak di rest area yang padat atau melanggar aturan dengan parkir di bahu jalan.

Dengan demikian, mudik Lebaran bukan hanya sekadar perjalanan pulang kampung, tetapi juga petualangan menjelajahi kekayaan kuliner dan budaya daerah.

Kelancaran arus mudik Lebaran membutuhkan kerja sama dan koordinasi yang solid lintas sektor. Korlantas Polri menyadari sepenuhnya pentingnya sinergi dengan berbagai pihak terkait, mulai dari operator jalan tol, Dinas Perhubungan, hingga operator penyeberangan.

Koordinasi intensif dilakukan secaraBerkelanjutan dan terencana, memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama dan berkontribusi aktif dalam mewujudkan mudik Lebaran yang lancar, aman, dan nyaman.

“Kami sudah melakukan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak, seperti Dirut ASDP dan stakeholder lainnya,” kata Kakorlantas, menunjukkan komitmen Korlantas Polri dalam membangun kemitraan yang kuat dengan berbagai stakeholder.

Koordinasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengaturan lalu lintas, penyiapan infrastruktur, pelayanan publik, hingga pengamanan. Dengan koordinasi yang baik, diharapkan semua potensi permasalahan arus mudik dapat diantisipasi dan diatasi secara efektif, menciptakan pengalaman mudik yang positif bagi seluruh masyarakat.

Sebagai langkah antisipasi dini, Korlantas Polri juga telah melakukan pengecekan langsung jalur-jalur yang berpotensi menjadi titik rawan kemacetan.

Pemetaan titik-titik trouble spot yang rawan kepadatan dan perlambatan dilakukan secara seksama, memungkinkan petugas untuk mempersiapkan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat.

Pengecekan jalur ini melibatkan berbagai unsur, termasuk petugas lalu lintas, teknisi jalan, dan pihak terkait lainnya, memastikan semua aspek infrastruktur jalan dalam kondisi optimal dan siap menghadapi lonjakan volume kendaraan.

Dalam Operasi Ketupat 2025, Polri menetapkan fokus utama pada pengelolaan lima sektor vital, yakni jalan tol, jalan nasional, penyeberangan, pelabuhan, dan tempat wisata. Kelima sektor ini dianggap paling krusial dan berpotensi menimbulkan permasalahan lalu lintas saat musim mudik Lebaran.

Pengelolaan kelima sektor ini akan dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi, melibatkan berbagai unit di lingkungan Polri dan instansi terkait. Tujuannya adalah menciptakan arus lalu lintas yang lancar, meminimalkan kemacetan, dan menjamin keselamatan pemudik di sepanjang jalur mudik dan tempat wisata.

Khusus untuk pengelolaan jalan tol, Polri akan mengoptimalkan skenario one-way (satu arah) dan contra-flow (lawan arah) untuk mengatasi lonjakan kendaraan yang diprediksi akan terjadi di ruas-ruas tol tertentu.

Skenario one-way akan diterapkan pada jalur tol yang mengalami kepadatan arah mudik, mengubah jalur tol menjadi satu arah menuju kampung halaman.

Sementara itu, contra-flow akan diterapkan pada jalur tol yang berlawanan arah, membuka jalur tambahan untuk menampung volume kendaraan yang tinggi.

Kedua skenario ini terbukti efektif dalam mengurai kemacetan di jalan tol pada musim mudik tahun-tahun sebelumnya, dan akan kembali diandalkan dalam Operasi Ketupat 2025.

Sektor penyeberangan, terutama di Pelabuhan Merak dan Bakauheni, juga menjadi perhatian serius Korlantas Polri. Penumpukan kendaraan di pelabuhan penyeberangan seringkali menjadi masalah klasik saat musim mudik, memicu antrean panjang dan keterlambatan penyeberangan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, sistem baru telah diterapkan di Pelabuhan Merak dan Bakauheni, diharapkan dapat mengurangi penumpukan kendaraan secara signifikan. Sistem baru ini mencakup penataan alur kendaraan, penambahan loket pembayaran, hingga pemisahan jalur kendaraan roda dua dan roda empat.

Khusus untuk sepeda motor, Korlantas Polri mengalihkan jalur penyeberangan ke jalur khusus, terpisah dari jalur mobil dan bus. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di area pelabuhan dan mempercepat proses penyeberangan bagi pengguna sepeda motor.

Selain itu, sistem buffer zone (zona penyangga) dan delaying system (sistem penundaan) juga akan diterapkan jika terjadi antrean panjang di pelabuhan.

Buffer zone berfungsi sebagai tempat parkir sementara di luar pelabuhan, menampung kendaraan yang menunggu giliran masuk kapal. Sementara itu, delaying system mengatur keberangkatan kapal secara bertahap, mencegah penumpukan kendaraan di dalam pelabuhan.

Korlant

as Polri terus mengimbau masyarakat untuk mempertimbangkan kembali penggunaan sepeda motor sebagai moda transportasi mudik. Meskipun sepeda motor terkesan praktis dan ekonomis, kendaraan roda dua ini sangat rentan terhadap kecelakaan lalu lintas, terutama dalam perjalanan jauh dan kondisi jalan yang padat.

Data kecelakaan mudik Lebaran tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa sepeda motor terlibat dalam persentase kecelakaan yang tinggi. Faktor kelelahan, cuaca buruk, dan kurangnya perlindungan keselamatan menjadikan penggunaan sepeda motor untuk mudik sangat berisiko.

“Memang kami berharap agar masyarakat tidak menggunakan roda dua, namun faktanya tidak demikian,” ujar Kakorlantas, menyadari bahwa imbauan ini tidak selalu dipatuhi oleh semua pemudik.

Meskipun demikian, Korlantas Polri tetap gencar mensosialisasikan bahaya mudik dengan sepeda motor, menganjurkan pemudik untuk memilih moda transportasi yang lebih aman dan nyaman, seperti bus, kereta api, atau pesawat terbang.

Keselamatan pemudik adalah nilai utama yang harus dijaga, melebihi pertimbangan kepraktisan atau ekonomis.

Untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pemudik, Polri akan menyebar pos pelayanan dan pos pengamanan di sepanjang jalur mudik dan tempat wisata.

Pos-pos ini akan menjadi garda terdepan Polri dalam memberikan bantuan, informasi, dan pengamanan kepada pemudik yang membutuhkan.

Petugas Polri yang siaga di pos-pos ini akan siap melayani dengan sepenuh hati, membantu memecahkan masalah yang dihadapi pemudik, memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau kondisi darurat, serta menjaga keamanan dan ketertiban di sepanjang jalur mudik.

“Oleh sebab itu, setiap Polres kami akan menyediakan pos pelayanan di sepanjang jalur mudik untuk melayani dengan sepenuh hati,” jelas Kakorlantas, menegaskan komitmen Polri dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat selama musim mudik Lebaran.

Pos pelayanan dan pos pengamanan bukan hanya sekadar tempat istirahat atau berteduh, tetapi pusat informasi, bantuan, dan perlindungan bagi pemudik.

Keberadaan pos-pos ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemudik selama perjalanan, menjadikan mudik Lebaran pengalaman yang menyenangkan dan berkesan.

Related Post