Kolom

Korupsi di BUMN: Penyakit Kronis yang Tak Kunjung Sembuh

Akankah BUMN menjadi sarang para koruptor? Foto : IG Mardigu Bossman

Akankah BUMN menjadi sarang para koruptor? Foto : IG Mardigu Bossman

Jakarta, gradasigo - Setiap kali sebuah kasus korupsi diungkap, publik kembali dibuat geram. Kali ini, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terseret skandal dugaan korupsi yang merugikan negara hingga Rp893 miliar. Sebelumnya, kita sudah mendengar kasus serupa di PT Timah dan PT Pertamina.

Lalu, pertanyaannya: Mengapa korupsi di BUMN seperti penyakit kronis yang tak pernah sembuh?

BUMN: Ladang Subur Korupsi?
Sebagai perusahaan milik negara, BUMN mengelola anggaran raksasa dan aset strategis. Sayangnya, banyak celah yang memungkinkan praktik korupsi tumbuh subur:

  • Minim Pengawasan – Banyaknya proyek bernilai besar tidak selalu diiringi dengan transparansi yang memadai.
  • Kultur Feodal dan Nepotisme – Jabatan strategis sering diisi oleh orang-orang yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompoknya.
  • Minimnya Sanksi Berat – Hukuman bagi koruptor di Indonesia masih tergolong ringan, sehingga tidak memberikan efek jera.

Kasus PT ASDP: Pola Lama, Modus Baru
Dalam kasus PT ASDP, skemanya melibatkan manipulasi penilaian dan valuasi aset milik PT Jembatan Nusantara. Hal ini dilakukan untuk mengakuisisi kapal-kapal yang diduga tidak layak dengan harga yang tidak wajar. Akibatnya, negara dirugikan hampir Rp1 triliun!

Namun, ini bukan pertama kalinya modus seperti ini terjadi. Praktik penggelembungan harga (markup), pengadaan fiktif, dan penyalahgunaan wewenang sudah menjadi pola lama dalam korupsi di BUMN.

Apa Solusinya?
Jika ingin menghentikan korupsi di tubuh BUMN, setidaknya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Audit Ketat & Transparansi Publik – Seluruh proyek dan pengelolaan aset BUMN harus bisa diawasi secara terbuka.
  • Penegakan Hukum Tanpa Tebang Pilih – Siapa pun yang terlibat dalam korupsi, termasuk petinggi BUMN, harus dihukum berat.
  • Digitalisasi & Sistem Antikorupsi – Penggunaan teknologi seperti blockchain dan sistem e-procurement dapat mengurangi celah korupsi.

Kita Harus Peduli!
Korupsi bukan hanya merugikan negara, tetapi juga merampas hak rakyat untuk mendapatkan layanan yang lebih baik. Jika terus dibiarkan, Indonesia akan terus terjebak dalam lingkaran setan korupsi tanpa akhir.

Apa pendapatmu? Apakah BUMN masih bisa dipercaya?

Bantu sebarkan opini ini! Klik Gradasigo.com untuk mendapatkan analisis lebih lanjut tentang kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Related Post