Bisnis

Pasar PC Global Catat Lonjakan Pengiriman Jelang Tarif Baru AS

Ilustrasi penjualan laptop Lenovo di MDP IT Store Palembang. Foto: dok. komunio.id

Ilustrasi penjualan laptop Lenovo di MDP IT Store Palembang. Foto: dok. komunio.id

Jakarta, gradasigo — Pasar komputer pribadi (PC) global menunjukkan tren positif dengan mencatatkan pertumbuhan pengiriman yang signifikan sebesar 9,4 persen pada kuartal pertama (Q1) tahun 2025.

Lonjakan ini, menurut laporan terbaru dari firma riset Canalys, didorong oleh langkah antisipatif para vendor yang mempercepat distribusi produk mereka ke pasar Amerika Serikat.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap rencana penerapan tarif impor baru oleh pemerintahan Presiden Donald Trump beberapa waktu lalu.

Ishan Dutt, seorang analis dari Canalys, menjelaskan bahwa percepatan pengiriman PC ke AS oleh para vendor merupakan strategi untuk menghindari potensi pengenaan tarif impor yang baru diumumkan.

"Pengiriman PC mengalami lonjakan pada Q1 2025, didorong oleh para vendor yang mempercepat pengiriman ke AS untuk mengantisipasi pengumuman tarif awal," ujar Dutt, seperti dikutip GRADASIGO dari halaman resmi Canalys, Senin (14/4/2025).

Kebijakan tarif yang digagas oleh Presiden Trump merupakan upaya untuk mengenakan pajak pada barang-barang impor yang masuk ke Amerika Serikat. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk memberikan perlindungan bagi industri dalam negeri AS agar dapat lebih berdaya saing.

Meskipun sebelumnya perangkat komputer dan laptop sempat termasuk dalam daftar produk yang berpotensi dikenai tarif, namun pada perkembangannya, beberapa produk teknologi, termasuk PC, mendapatkan pengecualian.

Kendati demikian, pengumuman mengenai potensi kebijakan tarif impor ini telah cukup untuk mendorong para vendor global, termasuk produsen PC, untuk mengambil langkah cepat dalam memasok produk mereka ke pasar Amerika Serikat.

Mereka berupaya untuk mengirimkan produk sebanyak mungkin sebelum tarif baru diberlakukan, guna menghindari potensi kenaikan biaya dan dampaknya terhadap harga jual di pasaran.

Meskipun mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan di kuartal pertama 2025, Canalys memprediksi bahwa tren positif ini bersifat sementara.

Analis Ishan Dutt memperkirakan bahwa kuartal-kuartal berikutnya akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan pasar PC. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah normalisasi kembali stok perangkat setelah adanya percepatan pengiriman, serta potensi kenaikan harga produk yang akan dirasakan oleh konsumen akibat pemberlakuan tarif impor.

"Setelah tarif diterapkan, pasar akan melambat karena tekanan harga dan berkurangnya urgensi pembelian," jelas Dutt.

Ia menambahkan bahwa konsumen mungkin akan menunda pembelian PC jika harga mengalami kenaikan signifikan akibat tarif impor.

Pada Kamis (10/4/2025), Presiden Trump juga mengumumkan penundaan penerapan tarif untuk sebagian besar mitra dagang Amerika Serikat selama 90 hari ke depan.

Selama masa transisi ini, tarif sementara sebesar 10 persen akan diberlakukan untuk sebagian besar produk impor, kecuali untuk produk dari China yang tetap dikenakan tarif yang lebih tinggi, mencapai hingga 125 persen.

Menurut analisis dari Canalys, kondisi penundaan tarif ini juga berpotensi memperlambat proses pembaruan perangkat PC ke sistem operasi terbaru, terutama menjelang berakhirnya dukungan (end of support) untuk sistem operasi Windows 10 yang dijadwalkan pada Oktober 2025.

Ketidakpastian mengenai tarif dan potensi kenaikan harga perangkat baru mungkin akan membuat konsumen menunda pembelian PC baru dengan sistem operasi yang lebih modern.

Dalam laporan yang sama, Canalys juga merinci kinerja masing-masing vendor PC terkemuka di pasar global selama kuartal pertama 2025. Secara keseluruhan, volume pengiriman desktop, notebook, dan workstation mengalami kenaikan sebesar 9,4 persen, mencapai total 62,7 juta unit.

Dari total volume pengiriman tersebut, Lenovo tercatat sebagai vendor yang paling banyak mengirimkan PC ke pasar dunia, dengan total mencapai 15,204 juta unit. Angka ini menunjukkan pertumbuhan tahunan yang solid sebesar 10,7 persen.

Dengan volume pengiriman tersebut, Lenovo berhasil menguasai pangsa pasar (market share) sebesar 24,2 persen, menjadikannya sebagai penguasa pasar PC global pada kuartal pertama 2025.

Produsen komputer asal Amerika Serikat, Hewlett Packard (HP Inc.), berada di posisi kedua dengan total pengiriman sebanyak 12,761 juta unit dan pangsa pasar sebesar 20,3 persen. HP Inc. juga mencatatkan pertumbuhan tahunan yang cukup baik, yaitu sebesar 6,1 persen.

Di posisi ketiga, juga dari Amerika Serikat, adalah Dell dengan total pengiriman mencapai 9,548 juta unit PC dan berhasil mengamankan pangsa pasar sebesar 15,2 persen. Performa pengiriman PC Dell ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dua vendor lainnya yang melengkapi daftar lima besar penguasa pasar PC global pada kuartal pertama 2025 adalah Apple dan Asus. Apple tercatat berhasil mengirimkan sebanyak 6,546 juta unit komputer Mac ke pasar global, jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan Asus yang mengirimkan 4,034 juta unit PC.

Dari segi pangsa pasar, Apple berhasil menguasai 10,4 persen pasar, sementara Asus mengamankan 6,4 persen.

Dari aspek pertumbuhan tahunan, Apple menunjukkan kinerja yang sangat impresif. Menurut data dari Canalys, Apple mencatatkan pertumbuhan tahunan mencapai 22,1 persen.

Angka ini menjadikan Apple sebagai vendor PC dengan pertumbuhan tercepat dibandingkan dengan vendor-vendor besar lainnya. Sementara itu, Asus juga mencatatkan pertumbuhan tahunan yang positif sebesar 10,8 persen.

Secara keseluruhan, pasar PC global pada kuartal pertama 2025 menunjukkan dinamika yang menarik, dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan kebijakan perdagangan internasional.

Meskipun pertumbuhan yang signifikan tercatat, namun tantangan seperti potensi kenaikan harga dan perlambatan permintaan diperkirakan akan mewarnai perkembangan pasar PC di kuartal-kuartal berikutnya.

Para pelaku industri akan terus memantau perkembangan situasi dan beradaptasi dengan perubahan kebijakan yang mungkin terjadi.

Related Post