Gaya Hidup

Perlu Waspada: Lima Kelompok Orang Ini Sebaiknya Membatasi atau Menghindari Konsumsi Pepaya

Ilustrasi pepaya. Foto: Dok. Pixabay/3centista

Ilustrasi pepaya. Foto: Dok. Pixabay/3centista

Palembang, gradasigo — Pepaya (Carica papaya) dikenal luas sebagai buah tropis yang memiliki cita rasa manis, tekstur lembut, dan menyegarkan. Popularitas pepaya tidak hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena profil nutrisinya yang mengesankan.

Buah ini merupakan sumber serat makanan yang sangat baik, serta kaya akan berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan, termasuk Vitamin A (dalam bentuk beta karoten), Vitamin C, beberapa jenis Vitamin B, folat, dan kalium.

Kandungan nutrisi ini menjadikan pepaya sebagai bagian yang bermanfaat dari pola makan sehat dan seimbang, berkontribusi pada kesehatan pencernaan, fungsi kekebalan tubuh, kesehatan kulit, dan banyak lagi.

Namun, meskipun pepaya secara umum dianggap menyehatkan dan aman dikonsumsi oleh sebagian besar orang, penting untuk disadari bahwa buah ini ternyata tidak disarankan untuk semua orang.

Terdapat kondisi kesehatan atau alergi tertentu yang membuat seseorang sebaiknya membatasi atau bahkan menghindari konsumsi pepaya guna mencegah potensi efek samping atau perburukan kondisi yang sudah ada.

Kandungan senyawa tertentu dalam pepaya, terutama pada pepaya mentah atau dalam jumlah berlebihan, bisa menimbulkan risiko bagi individu dengan sensitivitas atau penyakit tertentu.

Mengetahui siapa saja yang termasuk dalam kelompok yang sebaiknya berhati-hati atau menghindari konsumsi pepaya menjadi informasi krusial demi kesehatan dan keselamatan.

Berikut adalah beberapa kelompok orang yang berdasarkan kondisi kesehatan atau alergi mereka, disarankan untuk membatasi atau menghindari konsumsi pepaya, beserta penjelasan mengenai alasan di baliknya:

  1. Ibu Hamil:
    Bagi ibu hamil, pertanyaan apakah pepaya aman dikonsumsi seringkali menimbulkan kebingungan. Dikutip dari Healthline, jawabannya tidak sederhana "ya" atau "tidak", melainkan perlu dibedakan jenis pepayanya.

    Pepaya yang sudah matang sepenuhnya (berwarna kuning/oranye cerah dan bertekstur lunak) sebenarnya mengandung banyak nutrisi bermanfaat bagi ibu hamil, seperti beta karoten, kolin, serat, folat, kalium, serta vitamin A, B, dan C.

    Nutrisi ini penting untuk mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin. Pepaya matang yang dikonsumsi dalam porsi wajar umumnya dapat menjadi bagian yang sehat dari pola makan ibu hamil.

    Namun, risiko muncul pada pepaya mentah atau setengah matang. Pepaya yang belum matang mengandung getah berwarna putih susu yang kaya akan lateks, serta enzim yang disebut papain.

    Lateks pada pepaya mentah memiliki potensi bahaya bagi kehamilan karena dapat memicu kontraksi rahim yang kuat dan prematur. Kontraksi yang terjadi sebelum waktunya berisiko menyebabkan persalinan dini (prematur).

    Selain itu, kandungan enzim papain dalam pepaya mentah dapat diinterpretasikan oleh tubuh manusia sebagai prostaglandin. Prostaglandin adalah zat kimia yang secara medis sering digunakan untuk merangsang atau menginduksi persalinan.

    Keberadaan papain dalam jumlah signifikan dari pepaya mentah berisiko memberikan efek serupa. Lateks yang terkandung dalam pepaya mentah juga diketahui merupakan alergen potensial yang bisa memicu reaksi alergi serius pada beberapa individu yang sensitif terhadap lateks.
    Mengingat potensi risiko dari lateks dan papain pada pepaya mentah atau setengah matang, serta potensi reaksi silang, sebagian ibu hamil memilih untuk sepenuhnya menghindari pepaya dalam bentuk apapun selama masa kehamilan demi keamanan maksimal.

    Rekomendasi: Untuk amannya, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan atau profesional kesehatan sebelum memutuskan untuk mengonsumsi pepaya, meskipun itu pepaya matang. Konsultasi ini penting untuk mendapatkan nasihat yang disesuaikan dengan kondisi kehamilan spesifik.

  2. Penderita Gangguan Irama Jantung (Aritmia):
    Pepaya sering dikaitkan dengan kesehatan jantung dan bahkan disebut bisa mengurangi risiko penyakit jantung secara umum berkat kandungan antioksidan dan seratnya. Namun, bagi individu yang sudah didiagnosis memiliki kondisi gangguan irama jantung atau aritmia, sebaiknya berhati-hati atau bahkan menghindari konsumsi pepaya.

    Dikutip dari Times of India, perhatian khusus diperlukan bagi penderita aritmia. Alasannya adalah sebuah studi menunjukkan bahwa pepaya mengandung sejumlah kecil senyawa yang dikenal sebagai glikosida sianogenik.

    Glikosida sianogenik adalah asam amino yang dalam sistem pencernaan manusia dapat dimetabolisme dan menghasilkan hidrogen sianida.

    Meskipun jumlah senyawa hidrogen sianida yang dihasilkan dari konsumsi pepaya tergolong sangat kecil dan pada umumnya tidak berbahaya bagi orang sehat, konsumsi berlebihan atau pada individu dengan kondisi sensitif seperti aritmia dikhawatirkan dapat memperburuk gejala yang sudah ada.

    Pengaruh senyawa ini terhadap sistem saraf atau kerja jantung pada penderita aritmia memerlukan penelitian lebih lanjut, namun sebagai langkah kehati-hatian, pembatasan konsumsi disarankan.

  3. Orang yang Memiliki Alergi (Terutama Alergi Lateks):
    Individu yang sudah diketahui memiliki alergi terhadap lateks, yaitu getah karet alami, sebaiknya sangat berhati-hati saat mengonsumsi pepaya. Ini karena adanya fenomena reaksi alergi silang (cross-reactivity).

    Pepaya mengandung enzim yang disebut kitinase. Enzim kitinase ini memiliki struktur molekuler yang mirip dengan beberapa protein alergen yang ditemukan dalam lateks.

    Akibat kemiripan ini, sistem kekebalan tubuh individu yang alergi terhadap lateks dapat salah mengenali kitinase dalam pepaya sebagai alergen lateks, sehingga memicu reaksi alergi.

    Reaksi alergi silang ini dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti bersin-bersin, batuk, gatal pada mulut dan tenggorokan, ruam kulit, hingga gejala yang lebih serius seperti sesak napas, mengi (napas berbunyi), dan mata berair.

    Jika Anda memiliki riwayat alergi lateks dan mengalami gejala setelah mengonsumsi pepaya, segera hentikan konsumsi dan cari bantuan medis. Selain reaksi alergi terkait lateks/kitinase, ada juga sebagian orang yang mungkin merasa tidak nyaman atau terganggu hanya karena mencium bau pepaya yang menyengat.

    Meskipun ini bukan reaksi alergi, sensitivitas terhadap bau juga bisa menjadi alasan seseorang menghindari pepaya.

  4. Penderita Penyakit Batu Ginjal:
    Pepaya merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan Vitamin C yang cukup tinggi. Vitamin C (asam askorbat) dikenal luas sebagai antioksidan kuat yang berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk menjaga kekebalan dan kesehatan kulit.

    Bagi kebanyakan orang, asupan Vitamin C yang cukup dari buah-buahan seperti pepaya sangat bermanfaat. Namun, bagi individu yang sudah menderita penyakit batu ginjal, terutama jenis batu ginjal kalsium oksalat, konsumsi pepaya dalam jumlah besar yang menghasilkan asupan Vitamin C berlebihan bisa memperburuk kondisi mereka.

    Metabolisme Vitamin C di dalam tubuh menghasilkan oksalat, yang dapat berikatan dengan kalsium di ginjal dan saluran kemih membentuk kristal kalsium oksalat.

    Pada orang yang sudah memiliki kecenderungan membentuk batu ginjal jenis ini, peningkatan asupan oksalat (baik dari sumber makanan langsung atau dari metabolisme Vitamin C dalam jumlah sangat tinggi) dapat memicu pembentukan atau pertumbuhan batu ginjal kalsium oksalat yang sudah ada.

    Oleh sebab itu, penderita batu ginjal kalsium oksalat disarankan untuk membatasi asupan makanan tinggi oksalat dan juga tidak mengonsumsi Vitamin C dalam dosis sangat tinggi, termasuk dari buah-buahan yang sangat kaya Vitamin C seperti pepaya dalam jumlah berlebihan. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat disarankan untuk panduan diet yang tepat bagi penderita batu ginjal.

  5. Penderita Hipoglikemia:
    Bagi individu yang menderita penyakit diabetes mellitus (kencing manis), pepaya sering direkomendasikan sebagai salah satu pilihan buah yang baik karena kandungan seratnya yang tinggi dan indeks glikemiknya yang relatif moderat (meskipun pepaya yang sangat matang memiliki indeks glikemik lebih tinggi), yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah.

    Namun, situasi berbeda terjadi pada orang yang memiliki kondisi hipoglikemia, yaitu kadar gula darah yang terlalu rendah. Pepaya dilaporkan memiliki efek anti-hipoglikemik atau potensi penurun glukosa darah.

    Ini berarti konsumsi pepaya berisiko menurunkan kadar gula darah lebih lanjut pada individu yang memang sudah memiliki kadar gula darah di bawah normal. Penurunan kadar gula darah yang drastis pada penderita hipoglikemia dapat menyebabkan gejala serius seperti pusing, gemetar, lemas, kebingungan, hingga pingsan.

    Oleh sebab itu, orang dengan riwayat hipoglikemia sebaiknya menghindari konsumsi pepaya atau mengonsumsinya dengan sangat hati-hati dan dalam jumlah yang sangat sedikit, serta memantau respons gula darah mereka.

Meskipun pepaya adalah buah yang lezat dan penuh nutrisi bagi sebagian besar populasi, adanya kondisi-kondisi kesehatan spesifik seperti kehamilan (terutama dengan pepaya mentah), gangguan irama jantung, alergi lateks, batu ginjal kalsium oksalat, dan hipoglikemia menunjukkan bahwa "sehat untuk umum" tidak selalu berarti "sehat untuk semua orang".

Memahami potensi interaksi antara makanan yang kita konsumsi dengan kondisi kesehatan pribadi adalah kunci dari pola makan yang bertanggung jawab dan mendukung kesehatan secara optimal. Bagi individu yang termasuk dalam salah satu atau lebih dari kelompok-kelompok yang disebutkan di atas, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai potensi risiko konsumsi pepaya.

Langkah terbaik adalah selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan nasihat yang dipersonalisasi berdasarkan riwayat kesehatan lengkap Anda, jenis obat yang mungkin sedang dikonsumsi, dan kondisi spesifik lainnya.

Profesional medis dapat membantu menentukan apakah pepaya aman untuk Anda konsumsi, dalam bentuk apa (matang/mentah), berapa banyak, dan seberapa sering, atau apakah sebaiknya dihindari sama sekali.

Dengan demikian, informasi mengenai siapa saja yang sebaiknya menghindari pepaya ini bukan bertujuan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih bijak dalam memilih asupan makanan mereka, terutama ketika memiliki kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus.

Pepaya tetaplah buah yang bermanfaat, namun bagi kelompok tertentu, kehati-hatian adalah prioritas utama.

Related Post