News

Warga Palu Tewas Setelah Tiga Jam Bergulat dengan Buaya di Pantai Talise

Buaya yang sering muncul di Pantai Kampung nelayan kota Palu, Foto : Ilustrasi Meta AI

Buaya yang sering muncul di Pantai Kampung nelayan kota Palu, Foto : Ilustrasi Meta AI

Palu, gradasigo  – Suasana duka menyelimuti Kampung Nelayan, Kota Palu, setelah seorang warga tewas akibat serangan buaya di Pantai Talise pada Kamis pagi (27/3/2025). Korban, yang belum diidentifikasi namanya, sempat bergelut dengan buaya tersebut selama kurang lebih tiga jam sebelum akhirnya berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Palu, Muhammad Rizal, menjelaskan kronologi tragis kejadian ini. Menurut Rizal, peristiwa bermula saat korban berenang di Pantai Talise, sebuah lokasi yang populer di kalangan warga Kota Palu untuk berendam.

"Awalnya korban berenang di pantai yang memang menjadi tempat favorit warga untuk berendam," ujar Rizal.

Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Pantai Talise, khususnya di area Kampung Nelayan, memang sering dikunjungi warga untuk berenang, meskipun sudah ada peringatan tentang keberadaan buaya di kawasan tersebut. "Setiap pagi atau sore di sini banyak warga yang berenang, walau ditempat ini sudah ada peringatan kalau sering ada buaya. Kejadian seperti ini sudah pernah terjadi di sini," ungkapnya dengan prihatin.

Muhammad Rizal menambahkan, meskipun menjadi tempat rekreasi, area Pantai Talise hingga muara Sungai Palu memang merupakan habitat alami buaya. "Saat yang bersangkutan berenang dalam kondisi sunyi, buaya melintas dan langsung menyambarnya," jelas Rizal. Warga yang menyaksikan kejadian tersebut tidak dapat berbuat banyak dan segera menghubungi Kantor SAR Palu untuk meminta bantuan evakuasi.

Proses evakuasi jasad korban berlangsung dramatis dan memakan waktu hingga tiga jam. "Kami membutuhkan waktu hingga tiga jam untuk mengevakuasi jasad korban, karena buaya tersebut sempat membawanya mondar-mandir di pesisir," terang Rizal.

Dalam upaya evakuasi yang sulit ini, Kantor SAR Palu berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), TNI, dan Polri. Kejadian tragis ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan bahaya satwa liar, khususnya di area yang diketahui sebagai habitat mereka, meskipun populer sebagai tempat rekreasi. Pihak berwenang diimbau untuk meningkatkan sosialisasi dan pemasangan rambu peringatan di area-area rawan konflik dengan satwa liar demi mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Related Post