Wonosobo, Gradasigo – Suasana penuh harap dan kebanggaan menyelimuti Desa Banyukembar, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, pada Kamis, 10 Juli 2025. Hari ini, tim penilai Lomba Desa Digital Nasional melakukan evaluasi akhir, di mana Desa Banyukembar telah berhasil masuk dalam 10 besar desa digital terbaik tingkat nasional. Pencapaian ini menjadi bukti konkret komitmen dan inovasi Desa Banyukembar dalam mengimplementasikan teknologi untuk kemajuan masyarakat.
Prestasi ini bukanlah kejutan, mengingat Banyukembar telah menunjukkan progres signifikan dalam berbagai aspek digitalisasi desa. Mulai dari sistem pelayanan publik yang terintegrasi, pemanfaatan teknologi untuk pemberdayaan ekonomi lokal, hingga upaya masif dalam meningkatkan literasi digital warganya.
Kegiatan ini turut didampingi oleh perangkat daerah terkait, seperti Kepala Dinas PMD, Kepala Dinas Kominfo, dan OPD teknis lainnya seperti DP3KBP2A, Disdukcapil, Disperkimhub, Arpusda, Dinkes, Kecamatan Watumalang, Tenaga Ahli, Pendamping Desa dan lainnya sebagai bentuk dukungan penuh terhadap kemajuan digital.
Menurut Kepala Desa Banyukembar, Ibu Muslihatun S.Sos, masuknya Banyukembar dalam jajaran 10 besar desa digital terbaik nasional adalah buah dari kerja keras kolektif. "Kami terus berupaya menghadirkan layanan digital yang relevan dan memudahkan masyarakat," ungkapnya. "Terutama dengan kondisi geografis desa kami yang perbukitan dan jarak antar dusun yang berjauhan, digitalisasi menjadi solusi vital untuk mendekatkan pelayanan."
Salah satu terobosan utama yang menjadi sorotan adalah penggunaan aplikasi desa atau website resmi desa yang memungkinkan warga mengakses berbagai layanan administrasi, seperti pengurusan surat-menyurat, hanya melalui ponsel mereka. Hal ini drastis mengurangi antrean di kantor desa dan mempercepat proses pelayanan.
Tak hanya itu, Desa Banyukembar juga serius menggarap potensi ekonomi melalui digital. Berbagai produk UMKM lokal, mulai dari hasil pertanian hingga kerajinan tangan, kini dipasarkan secara daring melalui platform yang dikelola desa. Ini membuka peluang pasar lebih luas dan meningkatkan pendapatan pelaku usaha di Banyukembar.
Aspek edukasi juga tak luput dari perhatian. Program pelatihan literasi digital rutin digelar, menyasar semua kelompok usia, dari anak-anak hingga lansia. Harapannya, seluruh warga desa dapat cakap digital dan memanfaatkan teknologi secara positif. Bahkan, 70 persen rumah warga Banyukembar dilaporkan telah terkoneksi internet, menunjukkan tingkat adopsi digital yang tinggi di tengah tantangan infrastruktur.
Tahap penilaian pada Kamis ini menjadi krusial, di mana tim juri meninjau secara langsung implementasi dan dampak dari berbagai program digital yang telah berjalan. Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Kabupaten Wonosobo, Harti, mengapresiasi langkah Banyukembar. "Desa Banyukembar telah menjadi contoh ideal transformasi digital tingkat desa," ujarnya. "Kami sangat optimis Banyukembar bisa meraih hasil terbaik."
Kini, seluruh mata tertuju pada pengumuman juara Lomba Desa Digital Nasional. Apapun hasilnya, Desa Banyukembar telah membuktikan bahwa keterbatasan geografis bukanlah penghalang untuk berinovasi. Dengan semangat kebersamaan dan pemanfaatan teknologi, desa-desa di pelosok pun mampu bersinar dan menjadi inspirasi bagi pembangunan Indonesia dari pinggiran.