Kuliner

Berkah Arus Balik Lebaran, Kemplang dan Kerupuk Palembang serta Ogan Ilir Jadi Primadona Oleh-oleh Pemudik

Berkah Arus Balik Lebaran, Kemplang dan Kerupuk Palembang serta Ogan Ilir Jadi Primadona Oleh-oleh Pemudik. Foto: dok. detikcom

Berkah Arus Balik Lebaran, Kemplang dan Kerupuk Palembang serta Ogan Ilir Jadi Primadona Oleh-oleh Pemudik. Foto: dok. detikcom

Palembang, gradasigo – Setelah bersilaturahmi dan merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman, kini saatnya bagi para pemudik untuk kembali ke perantauan. Namun, sebelum meninggalkan Sumatera Selatan, ada satu tradisi yang tak boleh dilewatkan: membeli oleh-oleh khas daerah.

Dua di antara sekian banyak pilihan buah tangan yang paling diminati adalah kemplang dan kerupuk. Camilan berbahan dasar ikan ini memang menjadi representasi cita rasa Palembang dan sekitarnya, sehingga tak heran jika toko-toko yang menjualnya selalu ramai diserbu pembeli, terutama saat momen arus balik Lebaran seperti saat ini di tahun 2025.

Pantauan di berbagai toko oleh-oleh khas Palembang menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Masyarakat lokal dan para pemudik terlihat memadati toko-toko yang menjajakan kemplang dan kerupuk.

Alasan utama mengapa kedua jenis camilan ini begitu populer sebagai oleh-oleh adalah karena kemasannya yang relatif sederhana dan praktis untuk dibawa dalam perjalanan jauh, serta daya tahannya yang cukup lama sehingga tidak perlu khawatir akan basi.

Ines, pemilik salah satu toko kemplang dan kerupuk di Palembang, mengungkapkan bahwa momen arus balik Lebaran selalu menjadi puncak penjualan bagi usahanya.

“Momen arus balik Lebaran, penjualan kemplang dan kerupuk meningkat karena banyak dijadikan buah tangan oleh pemudik,” katanya saat ditemui pada Jumat, 4 April 2025.

Meskipun penjualan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, Ines mengakui bahwa dari segi pendapatan, peningkatannya tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga berbagai bahan baku yang terjadi menjelang dan selama Lebaran.

Namun, sebagai bentuk komitmen kepada pelanggan, Ines memilih untuk tetap menjual kemplang dan kerupuk dengan harga normal, tanpa mengambil keuntungan berlebih di momen spesial ini.

“Penjualan kemplang dan kerupuk ramai sejak sebelum lebaran. Kemplang yang paling banyak peminatnya itu kemplang gabus premium yang harga 1 kilogramnya Rp 60 ribu,” ujar Ines, menyebutkan salah satu varian kemplang unggulan yang menjadi favorit para pembeli.

Kemplang gabus premium memang dikenal memiliki kualitas rasa yang lebih istimewa karena menggunakan ikan gabus pilihan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Risma, seorang pegawai di toko Pempek Lala, salah satu toko oleh-oleh terkenal di Palembang. Menurutnya, selain pempek yang sudah menjadi ikon utama, kemplang dan kerupuk juga selalu menjadi pilihan favorit bagi para pemudik yang mencari oleh-oleh praktis dan tahan lama.

“Kemplang yang paling banyak laris dibeli itu kemplang dengan harga Rp 15 ribu per kilogram,” kata Risma, menunjukkan bahwa kemplang dengan harga yang lebih terjangkau juga memiliki banyak peminat.

Ia menjelaskan bahwa ada juga varian kemplang yang dijual dengan harga lebih murah, sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Namun, perbedaan harga ini biasanya terletak pada komposisi bahan baku, di mana kemplang yang lebih murah cenderung menggunakan lebih banyak tepung daripada ikan, sehingga rasa ikannya kurang terasa.

“Ada juga yang lebih murah Rp 10 ribu per kilogram tapi banyak tepung dari pada ikannya. Namun pembeli tetap membeli yang harga Rp 15 ribu karena ikannya lebih terasa. Selain itu ada juga yang Rp 30 ribu per kilogramnya.

Tapi ini tergantung pembeli mau beli yang mana,” tutur Risma, memberikan gambaran tentang beragamnya pilihan harga kemplang yang tersedia, memungkinkan pembeli untuk memilih sesuai dengan selera dan anggaran mereka.

Tidak hanya di Palembang, demam kemplang sebagai oleh-oleh juga terasa di wilayah Ogan Ilir (OI), yang terletak tidak jauh dari Palembang. Di sepanjang Jalan Lintas Sumatera yang menjadi jalur utama para pemudik, terlihat ramai warga Ogan Ilir menjajakan kemplang panggang atau yang lebih dikenal dengan sebutan kemplang tunu. Aroma khas ikan yang dipanggang di atas bara api menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengendara yang melintas.

Selain kemplang panggang, kue semprong yang renyah dan manis juga menjadi salah satu oleh-oleh yang laku keras dibeli oleh para pemudik di Ogan Ilir. Kedua jenis camilan ini menjadi representasi kuliner khas Ogan Ilir yang sayang untuk dilewatkan.

Salah seorang pemudik asal Depok, Jawa Barat, bernama Yustini, mengaku selalu menyempatkan diri untuk membeli kemplang panggang khas Ogan Ilir setiap kali melintasi wilayah ini saat mudik atau arus balik Lebaran. Ia membeli kemplang panggang dalam jumlah yang cukup banyak untuk dijadikan oleh-oleh bagi teman-teman dan tetangga di perantauannya.

“Kalau datang ke Ogan Ilir, wajib beli kemplang panggang. Selain buat oleh-oleh juga buat makan sendiri,” kata Yustini dengan antusias. Menurutnya, kemplang panggang khas Ogan Ilir memiliki cita rasa yang lebih enak dan otentik dibandingkan dengan kemplang dari tempat lain. Oleh karena itu, ia selalu menjadikannya sebagai buah tangan wajib untuk kerabat di perantauan.

Ali, seorang pemilik kios kemplang panggang di Ogan Ilir, menuturkan bahwa saat libur Lebaran, kemplang panggang dagangannya selalu menjadi buruan para pemudik. Ia bahkan memiliki pelanggan setia yang selalu mampir ke kiosnya setiap kali melintasi Jalan Lintas Sumatera. “Kalau sudah satu kali beli, biasanya mereka akan datang lagi,” ujarnya dengan bangga.

Ali mengungkapkan bahwa kemplang panggang yang ia jual merupakan kemplang khas Meranjat, sebuah daerah di Ogan Ilir yang terkenal dengan kualitas kemplang panggangnya. Bahan baku utama kemplang panggang Meranjat adalah ikan split, yang memberikan rasa gurih dan tekstur yang khas.

Untuk harga, kemplang panggang yang berisi 25 buah dibanderol dengan harga Rp 25 ribu, sedangkan untuk kemasan yang berisi 50 buah dijual seharga Rp 50 ribu. “Kemplang yang paling banyak diminati itu kemplang isi 25 buah karena ukurannya cukup praktis untuk dibawa kemana-mana,” pungkas Ali, menjelaskan preferensi para pembeli.

Fenomena peningkatan penjualan kemplang dan kerupuk selama arus balik Lebaran ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan antara tradisi mudik dan kebiasaan membawa oleh-oleh khas daerah. Kemplang dan kerupuk, dengan segala varian rasa dan harganya, terus menjadi pilihan favorit para pemudik untuk berbagi kebahagiaan dan cita rasa Sumatera Selatan dengan orang-orang terkasih di perantauan.

Related Post