News

Citra NasDem Palembang Terpukul Kasus Korupsi Dua Kadernya

Wakil Ketua DPW NasDem Sumsel, Nopianto. Foto: dok. detikcom

Wakil Ketua DPW NasDem Sumsel, Nopianto. Foto: dok. detikcom

Palembang, gradasigo — Penetapan mantan Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda dan suaminya, Dedi Sipriyanto, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana PMI Palembang, menjadi pukulan telak bagi citra Partai NasDem di Kota Palembang, Sumatra Selatan.

Sebagai partai yang memiliki basis dukungan cukup signifikan di wilayah ini, skandal yang melibatkan dua tokoh pentingnya ini berpotensi merusak kepercayaan publik dan menimbulkan tantangan internal bagi organisasi partai.

DPW Partai NasDem Sumsel menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi situasi ini dengan segera mengambil langkah-langkah strategis.

Selain memantau ketat proses hukum yang sedang berjalan, partai juga berupaya untuk meminimalisir dampak negatif terhadap citra organisasi dan menjaga kepercayaan para konstituennya.

Langkah awal yang diambil adalah mempersiapkan pengisian kekosongan jabatan yang ditinggalkan oleh Fitrianti Agustinda yang menjabat sebagai Ketua DPD NasDem Palembang, dan Dedi Sipriyanto sebagai anggota DPRD Kota Palembang dari Fraksi NasDem.

Wakil Ketua DPW NasDem Sumsel, Nopianto, dalam keterangannya kepada media, menegaskan bahwa partai menghormati proses hukum dan menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah. Namun, ia juga mengakui bahwa kasus ini menjadi perhatian serius bagi internal partai.

Upaya untuk segera mengisi kekosongan kepemimpinan di tingkat DPD Palembang dan fraksi DPRD menjadi prioritas agar roda organisasi partai tetap berjalan efektif dan pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Partai NasDem saat ini adalah bagaimana memulihkan kepercayaan publik yang mungkin terkikis akibat kasus korupsi yang melibatkan kadernya.

Fitrianti Agustinda, sebagai mantan Wakil Walikota, merupakan figur publik yang cukup dikenal di Palembang. Penetapannya sebagai tersangka tentu akan menjadi sorotan dan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Partai NasDem secara keseluruhan.

Langkah-langkah yang akan diambil oleh partai dalam menyikapi kasus ini, termasuk proses pengisian kekosongan jabatan dan kemungkinan sanksi internal jika terbukti bersalah, akan menjadi indikator penting bagi publik dalam menilai keseriusan NasDem dalam menjaga integritas dan etika politik.

Partai diharapkan dapat menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pemberantasan korupsi, meskipun kasus ini melibatkan tokoh-tokoh penting di internal partai.

Keputusan Partai NasDem untuk memberikan pendampingan kepada Fitrianti Agustinda dan Dedi Sipriyanto, alih-alih bantuan hukum, dapat diinterpretasikan sebagai upaya partai untuk tetap menunjukkan kepedulian terhadap kadernya yang sedang menghadapi masalah hukum, tanpa terkesan mendukung atau melindungi tindakan yang diduga koruptif.

Pendampingan ini kemungkinan akan berupa dukungan moral dan bantuan administratif, sementara urusan hukum sepenuhnya diserahkan kepada yang bersangkutan.

Sikap ini juga sejalan dengan komitmen Partai NasDem untuk tidak mentolerir praktik korupsi. Dengan tidak memberikan bantuan hukum secara langsung, partai memberikan sinyal yang jelas bahwa mereka tidak akan melindungi kader yang terbukti bersalah dalam kasus korupsi.

Selain berupaya memulihkan kepercayaan publik, Partai NasDem juga perlu menjaga stabilitas internal organisasi di Palembang. Kekosongan posisi Ketua DPD dan anggota DPRD tentu dapat mempengaruhi dinamika dan kinerja partai di tingkat daerah.

Oleh karena itu, proses pengisian kekosongan ini perlu dilakukan secara cepat dan tepat, dengan memilih figur-figur yang memiliki integritas dan kapabilitas untuk memimpin partai dan mewakili aspirasi masyarakat.

Keputusan mengenai pengganti Fitrianti Agustinda dan Dedi Sipriyanto akan menjadi perhatian internal partai dan akan diputuskan melalui mekanisme yang berlaku. DPW NasDem Sumsel akan mengajukan nama-nama calon kepada DPP NasDem untuk mendapatkan persetujuan.

Proses ini diharapkan dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin baru yang mampu mengembalikan citra positif partai di Palembang.

Di tengah isu yang kurang mengenakkan ini, Partai NasDem di Palembang diharapkan dapat tetap fokus pada kerja nyata untuk masyarakat. Para kader dan pengurus partai di tingkat bawah perlu terus menjalankan program-program yang telah direncanakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan demikian, kepercayaan publik dapat perlahan-lahan dipulihkan melalui tindakan dan kinerja yang positif.

Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh kader Partai NasDem, khususnya di Palembang, mengenai pentingnya menjaga integritas dan amanah yang telah diberikan oleh masyarakat. Partai diharapkan dapat mengambil hikmah dari kejadian ini untuk memperkuat sistem pengawasan internal dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.

Related Post