Yogyakarta, gradasigo– Kabar menggembirakan datang dari PT. Duta Bakti Mandiri (DBM), sebuah perusahaan yang menggabungkan kekuatan media, pendidikan, dan kuliner. DBM telah resmi terdaftar sebagai Penyedia Layanan Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD) oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT). Kiprah ini menandai babak baru bagi DBM untuk berkontribusi lebih besar dalam pemberdayaan dan pembangunan desa di seluruh Indonesia.
Status ini diumumkan secara resmi melalui laman p2ktd.kemendesa.go.id, di mana DBM kini tercantum sebagai salah satu penyedia jasa layanan yang memenuhi standar ketat dari Kemendesa PDTT. DBM dipandang memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk mendukung penguatan kapasitas pemerintah desa dalam mewujudkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
Langkah Strategis untuk Pemberdayaan Desa
Muhammad Sidik Kaimuddin Tomsio, S.H., M.H, yang akrab disapa Bang Oni selaku CEO PT. Duta Bakti Mandiri, menyambut gembira pencapaian ini. Baginya, status sebagai penyedia layanan P2KTD merupakan langkah strategis untuk memperluas kontribusi perusahaan dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.
“PT. DUTA BAKTI MANDIRI selalu berkomitmen untuk mendukung pembangunan desa, tidak hanya melalui pendidikan, tetapi juga melalui layanan teknis yang dapat membantu desa-desa menjadi lebih mandiri dan inovatif,” ujar Bang Tomsio dengan penuh semangat.
DBM, dengan fondasi yang kuat di tiga pilar utama – media (Gradasigo), pendidikan (Jogja Culinary School), dan kuliner (Kotako Kitchen) – memiliki keunggulan unik untuk menawarkan solusi komprehensif bagi kebutuhan desa.
Spektrum Layanan untuk Peningkatan Kapasitas Desa
Sebagai penyedia layanan P2KTD, DBM menawarkan beragam pelatihan dan pendampingan teknis yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa dan masyarakat desa. Fokusnya meliputi berbagai aspek, antara lain:
1) Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan: Membekali desa dengan kemampuan komunikasi yang efektif untuk membangun citra positif dan menyebarkan informasi penting.
2) Pelatihan Peningkatan Pengelolaan Desa Wisata: Mengembangkan potensi pariwisata desa melalui pengelolaan yang profesional dan berkelanjutan.
3) Pelatihan Kewirausahaan: Mendorong jiwa kewirausahaan di tingkat desa untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
4) Pelatihan Pemasaran Berbasis Digital: Membantu desa memasarkan produk-produk unggulan mereka melalui platform digital.
5) Pelatihan Keamanan Siber: Meningkatkan kesadaran dan kemampuan desa dalam menghadapi ancaman keamanan siber.
6) Pengelolaan Data dan Informasi Desa: Mewujudkan tata kelola data yang baik untuk pengambilan keputusan yang tepat.
7) Pelatihan Penyusunan Produk Hukum Desa: Membantu desa menyusun peraturan dan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal.
8) Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Perangkat Desa: Meningkatkan kapasitas kepemimpinan aparatur desa untuk menjalankan roda pemerintahan yang efektif.
9) Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Potensi Lokal
10) Pelatihan Penyusunan Variasi Menu Sehat dan Bergizi
“Kami akan menyediakan pelatihan, konsultasi, dan pendampingan berbasis data dan analisis yang mendalam. Harapannya, pemerintah desa dapat lebih efektif dalam menjalankan fungsi dan program kerja mereka,” tambah Bang Oni.
Sinergi dan Kolaborasi untuk Dampak Maksimal
DBM tidak berjalan sendiri. Perusahaan ini membuka lebar pintu kolaborasi dengan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak-pihak lain yang memiliki visi yang sama untuk memajukan desa-desa di Indonesia. Sinergi ini diyakini akan menciptakan dampak yang lebih luas dan signifikan.
Kabar baik ini pun disambut antusias oleh Kartiwan, Kepala Desa Celikah, Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Beliau menyatakan bahwa kehadiran DBM sebagai mitra P2KTD akan sangat membantu program pemerintah desa dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki desa melalui program pemberdayaan masyarakat.
“Kami butuh pendampingan teknis yang benar-benar aplikatif. Dengan pengalaman akademis dan lapangan yang dimiliki PT. DUTA BAKTI MANDIRI, kami optimis bisa memajukan desa lebih baik lagi,” ujar Kartiwan.
Komitmen untuk Desa Mandiri dan Berdaya
Dengan terdaftarnya sebagai penyedia layanan P2KTD, DBM telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung visi pembangunan desa yang berkelanjutan. Perusahaan ini percaya bahwa melalui kerja keras dan kolaborasi, desa-desa di Indonesia dapat menjadi mandiri, inovatif, dan berdaya saing.
“Ini adalah awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi kami yakin dengan kerja keras dan kolaborasi, kami dapat membantu menciptakan desa-desa yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing,” pungkas Bang Oni.
Keberhasilan DBM menjadi mitra P2KTD adalah bukti bahwa perusahaan yang memiliki komitmen kuat di bidang pendidikan dan pengabdian dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi masyarakat. Kombinasi antara media, pendidikan, dan kuliner ternyata dapat menjadi kekuatan sinergis untuk membangun desa-desa yang maju dan berdaya.
Sekilas Tentang DBM dan P2KTD
PT. Duta Bakti Mandiri (DBM), berdiri pada tahun 2022, merupakan perusahaan grup terintegrasi yang berawal dari Jogja Culinary School (berpengalaman sejak 2010). DBM mengembangkan sayapnya di bidang media siber (Gradasigo) dan industri makanan dan minuman (Kotako Kitchen).
* Gradasigo: Portal berita online yang menyajikan informasi terkini seputar teknologi, edukasi, olahraga, hiburan, dan berbagai topik menarik lainnya.
* Jogja Culinary School (JCS): Fokus pada pendidikan dan pelatihan di bidang pariwisata, perhotelan, kapal pesiar internasional, kuliner, dan bakery pastry.
* Kotako Kitchen: Menyediakan produk-produk makanan dan minuman berkualitas.
Nilai-nilai DBM: Integritas, Keunggulan, Orientasi Pelanggan, Kolaborasi, dan Inovasi.
P2KTD (Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa) adalah platform yang dibentuk oleh Kemendesa PDTT untuk menyediakan layanan jasa teknis kepada desa-desa guna meningkatkan kualitas belanja desa dalam pembangunan. Pengguna platform ini meliputi perangkat desa, pendamping desa, duta digital, serta penyedia jasa teknis desa seperti LSM, perusahaan, lembaga peneliti, universitas, dan individu konsultan profesional.