News

Efisiensi Anggaran

Efisiensi Anggaran

Efisiensi Anggaran

Sleman, gradasigo – Kabar kurang sedap berhembus dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Kebijakan efisiensi anggaran yang tengah digalakkan berdampak signifikan pada berbagai sektor, termasuk infrastruktur dan pariwisata. Tiga proyek peningkatan jalan yang sedianya akan dilaksanakan tahun ini terpaksa dibatalkan.

Plt Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman, Suwarsono, menjelaskan bahwa ketiga proyek tersebut didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Peningkatan itu jalannya dilebarkan. Jadi kami cancel," katanya.

Tiga proyek yang dibatalkan meliputi:

  • Ruas jalan Mancasan Lor ke Mancasan Kidul sepanjang 700 meter (anggaran Rp 2,9 miliar).
  • Ruas jalan Karangkalasan hingga Salakan sepanjang 1.000 meter (anggaran Rp 4,5 miliar).
  • Ruas jalan Marangan sampai Nglengkong sepanjang 1.300 meter (anggaran Rp 5,9 miliar).

Suwarsono menambahkan, dampak pembatalan proyek ini mungkin tidak akan langsung dirasakan masyarakat. Pasalnya, anggaran untuk pemeliharaan rutin jalan yang juga bersumber dari APBD tetap dialokasikan.

Meski demikian, masih ada empat proyek peningkatan jalan lain yang tetap berjalan tahun ini, yaitu:

  • Simpang empat Umbulharjo, Cangkringan (anggaran Rp 400 juta).
  • Jalan Ngawen Kenteng (anggaran Rp 4,8 miliar).
  • Jalan Kaliduren hingga Sumber (anggaran Rp 5,8 miliar).
  • Jalan Padon Minggir (anggaran Rp 3,9 miliar).

"Jadi peningkatan jalan di tahun ini 3,11 kilometer. Tahun 2024 peningkatan jalan 6,31 kilometer," bebernya.

Tak hanya sektor infrastruktur, efisiensi anggaran juga berdampak pada sektor lain. Plt Kepala BKAD Sleman, Tina Hastani, mengungkapkan bahwa seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) turut merasakan imbasnya. Rata-rata setiap OPD mengalami pemotongan anggaran hingga 35 persen.

"Ada berbagai program terdampak. Termasuk pertemuan di hotel dan perjalanan dinas," katanya.

Kondisi ini tentu saja membuat pelaku sektor pariwisata, khususnya perhotelan, khawatir. Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sleman, Kus Endarto, mengakui bahwa pemotongan anggaran perjalanan dinas akan cukup terasa dampaknya bagi sektor perhotelan.

Namun, Kus tidak ingin menyerah begitu saja. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak terkait untuk mencari solusi alternatif.

"Target pasarnya agak digeser dulu. Jadi dampaknya bisa diminimalkan," katanya.

Kus menyebut, perhotelan di Sleman dapat memanfaatkan potensi pasar dari universitas yang ada di wilayah tersebut. Agenda-agenda seperti wisuda, dies natalis, hingga temu alumni dapat menjadi peluang untuk menarik wisatawan.

"Universitas di Sleman ada banyak. Ketika wisuda pasti banyak yang datang dari luar," tambahnya.

Kebijakan efisiensi anggaran yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Sleman memang berdampak pada berbagai sektor, termasuk infrastruktur dan pariwisata. Pembatalan tiga proyek peningkatan jalan menjadi bukti nyata dari kebijakan tersebut. Meski demikian, pemerintah daerah dan pelaku sektor pariwisata terus berupaya mencari solusi alternatif untuk meminimalkan dampak negatif dari efisiensi anggaran ini. Kolaborasi antar pihak terkait menjadi kunci penting untuk menghadapi tantangan ini dan menjaga keberlangsungan pembangunan di Kabupaten Sleman.

Related Post