YOGYAKARTA, gradasigo - Konektivitas antarwilayah menjadi kunci penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebuah proyek ambisius tengah digarap untuk meningkatkan konektivitas tersebut, yaitu pembangunan jalan tembus Sleman-Gunungkidul. Proyek ini, yang menghubungkan Prambanan (Sleman) hingga Gayamharjo (Gunungkidul), tidak hanya dirancang untuk mengurai kemacetan, tetapi juga untuk membuka akses ke kawasan wisata, melestarikan situs sejarah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan panjang mencapai 28 kilometer, jalan tembus ini akan menjadi urat nadi baru yang menghubungkan dua kabupaten penting di DIY.
Proyek yang dikerjakan oleh PT. Sumber Wijaya Sakti ini dimulai sejak 10 Desember 2024 dan diperkirakan akan selesai dalam 240 hari kalender, atau sekitar 8 bulan, dengan menggunakan anggaran dari APBN senilai Rp47.346.500.030,00. Jalan tembus ini akan memberikan akses langsung ke tol Jogja-Solo melalui Exit Tol Bokoharjo, semakin memperlancar mobilitas dan membuka peluang ekonomi baru.
Mengurai Kemacetan, Memperlancar Arus Transportasi
Selama ini, akses dari Sleman menuju Gunungkidul, atau sebaliknya, masih terbatas dan seringkali diwarnai kemacetan. Jalan yang ada saat ini, yang melintas di Kabupaten Gunungkidul, telah selesai dibangun sejak 2017 hingga 2023, dengan total panjang jalan yang sudah tersambung mencapai 18,5 kilometer, menghubungkan Gading Playen (Gunungkidul) hingga Lemah Bang Gayamharjo (Prambanan, Sleman). Namun, jalur tersebut belum cukup optimal untuk menampung volume kendaraan yang terus meningkat.
Dengan adanya jalan tembus baru ini, arus lalu lintas antara Sleman dan Gunungkidul diharapkan akan jauh lebih lancar. Waktu tempuh perjalanan akan terpangkas, dan biaya transportasi pun dapat ditekan. Kelancaran arus lalu lintas ini akan berdampak positif pada mobilitas masyarakat, distribusi barang dan jasa, serta aktivitas ekonomi di kedua wilayah tersebut.
Membuka Gerbang Pariwisata: Keindahan Alam dan Sejarah
Pembangunan jalan tembus ini juga membuka gerbang yang lebih lebar bagi sektor pariwisata di Yogyakarta. Salah satu lokasi yang sedang dikerjakan adalah Dusun Gunungsari, Desa Sambirejo, Prambanan, yang dikenal dengan pemandangan alamnya yang indah. Di lokasi ini, proyek jalan menembus bukit-bukit perbukitan yang semakin dalam, dan nantinya, jalan ini akan menawarkan panorama alam yang memukau, seperti pemandangan Gunung Merapi yang dapat dinikmati oleh para pengendara yang melintas.
Namun, proyek ini lebih dari sekadar keindahan alam. Jalan tembus ini juga akan mempermudah akses menuju situs-situs sejarah yang berada di sekitar Sambirejo. Salah satunya adalah Situs Arca Gupolo, yang diyakini oleh para ahli sejarah sebagai tempat pembuatan arca-arca kuno. Dengan akses yang lebih mudah, diharapkan kunjungan wisatawan ke situs-situs sejarah ini akan meningkat, yang pada gilirannya akan menggerakkan perekonomian lokal.
Menjaga Warisan Sejarah: Tantangan dan Komitmen Pelestarian
Pembangunan jalan tembus ini juga menghadirkan tantangan tersendiri, terutama terkait dengan pelestarian situs-situs sejarah yang ada di sekitar lokasi proyek. Di lokasi pembangunan, ditemukan bagian dari Arca Agastya dan Arca Ganesha yang masih menempel di tebing. Penemuan ini mengindikasikan bahwa kawasan tersebut pernah menjadi lokasi pembuatan arca pada masa lalu.
Sayangnya, akibat bencana longsor pada tahun 2000-an, beberapa arca di kawasan ini terjatuh ke jurang dan patah. Meskipun demikian, penemuan-penemuan arca ini tetap menjadi saksi bisu perjalanan sejarah budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu, pihak berwenang telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga kelestarian benda-benda bersejarah ini, termasuk tidak mengangkat atau mengekskavasi arca yang ditemukan hingga penelitian lebih lanjut dilakukan.
Pengerukan Bukit: Tantangan Teknis dan Upaya Maksimal
Proses pembangunan jalan tembus ini bukan tanpa kendala. Pengerukan bukit di lokasi yang berbatu merupakan tantangan teknis yang cukup sulit. "Meskipun proses pengerukan tidak mudah, namun nantinya hasilnya akan membawa perubahan besar bagi daerah tersebut," demikian pernyataan yang dikutip GRADASIGO melalui YouTube Channel Agus Bintarto pada Sabtu, 25 Januari 2025, menggambarkan optimisme di balik tantangan yang dihadapi.
Tim proyek, yang terdiri dari para ahli dan pekerja berpengalaman, bekerja keras untuk memastikan pengerukan dilakukan dengan aman dan presisi, dengan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Mereka juga harus memperhatikan kondisi alam yang mudah berubah, seperti hujan yang sering turun di daerah tersebut. "Namun, meskipun cuaca terkadang menjadi kendala, tim pekerja terus berusaha menjaga kualitas dan ketepatan waktu pengerjaan," lanjut kutipan dari YouTube Channel Agus Bintarto, menunjukkan dedikasi dan profesionalisme tim di lapangan.
Integrasi Teknologi dan Pelestarian: Harmonisasi Pembangunan dan Sejarah
Proyek jalan tembus Sleman-Gunungkidul ini merupakan contoh nyata bagaimana pembangunan infrastruktur dapat diintegrasikan dengan pelestarian situs sejarah. Dengan perencanaan yang matang dan kehati-hatian dalam pelaksanaan, proyek ini tidak hanya akan meningkatkan konektivitas dan perekonomian, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Underpass: Solusi untuk Kelancaran Lalu Lintas
Rencananya, jalan tembus ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, termasuk pembentukan underpass di beberapa titik, untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas. Underpass ini akan meminimalisir persimpangan sebidang dan mengurangi potensi kemacetan, sehingga pengguna jalan dapat melintas dengan lebih aman dan nyaman.
Dampak Ekonomi: Membuka Peluang Baru bagi Masyarakat
Pembangunan jalan tembus ini diproyeksikan akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat di Sleman dan Gunungkidul. Akses yang lebih baik akan memudahkan mobilitas barang dan jasa, menurunkan biaya transportasi, dan mendorong investasi di kedua wilayah tersebut. Selain itu, sektor pariwisata juga akan tergeliat dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata alam dan sejarah yang ada di sepanjang jalur ini.
Peluang usaha baru juga akan terbuka bagi masyarakat sekitar, seperti usaha kuliner, penginapan, dan jasa transportasi. Dengan demikian, pembangunan jalan tembus ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah.
Pariwisata Berbasis Sejarah dan Budaya: Potensi yang Perlu Digali
Dengan terbukanya akses menuju situs-situs sejarah seperti Situs Arca Gupolo, potensi wisata sejarah dan budaya di kawasan ini semakin terbuka lebar. Pemerintah daerah, bersama dengan masyarakat dan pelaku usaha, perlu menggali dan mengembangkan potensi ini secara optimal. Pengelolaan yang profesional, promosi yang gencar, dan pelibatan masyarakat lokal menjadi kunci untuk mengembangkan pariwisata berbasis sejarah dan budaya yang berkelanjutan.
Pendidikan dan Penelitian: Memanfaatkan Situs Sejarah untuk Pengetahuan
Situs-situs sejarah yang ada di sepanjang jalur jalan tembus ini juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dapat mengadakan kunjungan lapangan untuk mempelajari sejarah dan budaya lokal. Para peneliti dan akademisi juga dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang arca-arca yang ditemukan dan sejarah peradaban di kawasan tersebut.
Dengan demikian, situs-situs sejarah ini tidak hanya menjadi objek wisata, tetapi juga sumber pengetahuan yang berharga bagi generasi mendatang. Pelestarian dan pemanfaatan situs sejarah secara bertanggung jawab akan memperkaya khazanah budaya bangsa dan meningkatkan pemahaman kita tentang masa lalu.
Proyek jalan tembus Sleman-Gunungkidul merupakan proyek strategis yang mengintegrasikan pembangunan infrastruktur, pengembangan pariwisata, dan pelestarian situs sejarah. Dengan target penyelesaian dalam 240 hari kalender dan anggaran Rp47.346.500.030,00 dari APBN, proyek yang dikerjakan oleh PT. Sumber Wijaya Sakti ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, mulai dari mengurai kemacetan, memperlancar konektivitas, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Sleman dan Gunungkidul.
Meskipun tantangan dalam pengerukan bukit dan pelestarian arca tetap ada, komitmen dari semua pihak dan perencanaan yang matang akan menjamin keberhasilan proyek ini. Jalan tembus ini tidak hanya akan menjadi akses penghubung antarwilayah, tetapi juga gerbang menuju potensi wisata alam dan sejarah yang memukau, serta simbol harmonisasi antara pembangunan modern dan pelestarian warisan budaya.
Dengan selesainya proyek ini, diharapkan mobilitas masyarakat, barang, dan jasa akan semakin lancar, perekonomian daerah akan semakin bergeliat, dan kekayaan sejarah serta budaya Yogyakarta akan semakin dikenal dan dihargai.