Jakarta, Gradasigo — Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menerima audiensi dari para pendiri B Film School yang merupakan sekolah vokasi perfilman. Pertemuan ini merupakan upaya Kementerian Ekraf menjembatani dunia pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri perfilman dalam menciptakan talenta adaptif yang siap kerja.
"Kementerian Ekraf membuka ruang kolaborasi dengan berbagai lembaga pendidikan vokasi seperti B Film School. Kami percaya bahwa masa depan perfilman Indonesia tak hanya bertumpu pada kreativitas, tapi juga pada sistem pendidikan yang adaptif, terhubung dengan industri, dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Sektor perfilman adalah bagian penting dari ekonomi kreatif yang menjadi the new engine of growth mendorong inovasi, nilai tambah, dan penciptaan lapangan kerja berkualitas bagi generasi muda," ucap Wamen Ekraf Irene saat audiensi di Autograph Tower, Jakarta pada Kamis, 3 Juli 2025.
Berdiri pada Maret 2025, B Film School sebagai sekolah vokasi perfilman tengah menjalankan kegiatan belajar secara bertahap. Sekolah ini dirancang untuk mencetak talenta muda siap kerja dengan pendekatan berbasis praktik dan kolaborasi industri serta direncanakan akan diresmikan secara resmi pada tahun ini.
Wamen Ekraf Irene turut menegaskan pentingnya membangun pendekatan berbasis ekosistem dalam industri perfilman Indonesia. Dalam audiensi tersebut, dibahas juga tentang berbagai peluang kolaborasi antara B Film School dan Kementerian Ekraf seperti partisipasi dalam festival film, fasilitasi magang industri, serta riset bersama terkait tren teknologi, kebutuhan SDM, dan arah pertumbuhan perfilman Indonesia.
"Tugas kami di Kementerian Ekraf sederhana tapi krusial: menjadi makcomblang dan translator yang menerjemahkan kebutuhan industri ke dalam bahasa pendidikan, dan sebaliknya. Tidak boleh ada ego sektoral yang membuat potensi kita tidak optimal. Sudah saatnya duduk bersama, menyamakan arah, dan membentuk ekosistem yang saling menguatkan," kata Wamen Ekraf Irene.
Industri perfilman Tanah Air memang sedang meningkat. Data dari Cinepoint dan filmindonesia.or.id, jumlah penonton film lokal dari awal tahun hingga 30 Juni 2025 sudah mencapai 42,6 juta atau separuh dari tahun lalu yaitu 82,1 juta yang menjadi rekor tertinggi. Sebanyak 285 film nasional dirilis yang mencerminkan pertumbuhan pesat dan menjadikan sektor perfilman sebagai salah satu penggerak utama ekonomi kreatif.
“B Film School lahir dari keresahan kami sebagai praktisi, karena melihat banyak lulusan pendidikan film yang belum siap pakai. Audiensi hari ini sangat produktif, kami mendapat banyak masukan dari Ibu Irene dan merasa tertantang untuk berkontribusi lebih besar bagi industri,” ujar Benny Kadarhariarto selaku Founder dan Kepala Sekolah B Film School.
“Kami berharap Kementerian Ekraf dapat menjadi jembatan antara kami dan para pemangku kepentingan lain—dari rumah produksi, asosiasi profesi, hingga kementerian yang punya kepentingan di perfilman. Karena tantangan industri hari ini bukan hanya kualitas SDM, tapi juga kurangnya sinergi antar pelaku. Kita perlu membangun ekosistem, bukan jalan sendiri-sendiri,” tambah Agung Ariefiandi sebagai Wakil Kepala Sekolah.
Kementerian Ekraf juga menyambut baik inisiatif B Film School dan menegaskan komitmen untuk terus mendukung pendidikan vokasi kreatif sebagai pilar penting dalam mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) unggul. Kementerian Ekraf ingin agar talenta kreatif juga kompeten, kolaboratif, dan siap menjadi bagian dari pertumbuhan industri film nasional maupun global.
Dilansir dari laman ekraf.go.id