Denpasar, gradasigo – Di tengah hiruk pikuk dunia kuliner yang penuh dengan inovasi dan persaingan ketat, muncul sebuah kisah yang begitu menyentuh dan membuktikan bahwa semangat dan dedikasi dapat melampaui segala keterbatasan.
Kadek Dwi Andika Putra, seorang siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 Denpasar, Bali, dengan kondisi tunanetra, berhasil menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Ia sukses meraih medali perunggu dalam ajang Battle of The Chefs (BOTC) 2024 yang diselenggarakan di Penang, Malaysia.
Kompetisi BOTC sendiri merupakan ajang kuliner yang cukup prestisius dan diikuti oleh para chef profesional serta siswa perhotelan dari berbagai negara.
Tahun ini, kompetisi tersebut digelar pada tanggal 27 hingga 29 Juni 2024 di SPICE Arena, Penang, Malaysia. Andika, yang saat ini duduk di kelas X SMA Luar Biasa, menunjukkan keahliannya dalam kategori menghias atau mendekorasi kue bertingkat.
Ia menggunakan rich cream, sebuah bahan yang ternyata sempat menjadi tantangan tersendiri baginya.
Andika mengakui bahwa ia sempat merasa kaget dan belum terbiasa menggunakan rich cream untuk menghias kue. Namun, dengan semangat belajar yang tinggi dan ketekunan yang luar biasa, ia berhasil mempelajari teknik tersebut dengan cepat. Hasilnya sungguh membanggakan, Andika berhasil meraih medali perunggu dalam kompetisi internasional tersebut.
“Sempat kaget karena belum terbiasa menghias kue dengan rich cream, tapi kemudian saya pelajari dengan cepat dan ternyata saya bisa dan berhasil meraih medali perunggu,” ungkap Andika dengan penuh haru dan bangga atas pencapaiannya.
Keberhasilan Andika di ajang BOTC ini bukanlah sebuah kebetulan semata. Perjalanannya menuju kompetisi internasional ini dimulai dari kemenangannya di tingkat provinsi.
Sebelumnya, Andika berhasil menjuarai Lomba Kompetensi Siswa (LKS) di tingkat Provinsi Bali. Kemenangan ini membawanya untuk bertanding di tingkat nasional di Jakarta. Meskipun di tingkat nasional ia hanya berhasil meraih peringkat kelima, namun pencapaian ini ternyata menjadi gerbang baginya untuk melangkah lebih jauh.
Peringkat kelima yang diraih Andika di tingkat nasional ternyata menarik perhatian Pusat Prestasi Nasional (Puspernas). Ia kemudian mendapatkan undangan untuk mengikuti pembinaan dan seleksi yang diselenggarakan oleh Puspernas sebagai persiapan untuk mengikuti ajang kompetisi di tingkat internasional.
“Awalnya sebenarnya ada delapan peserta yang diseleksi. Namun, setelah proses seleksi ternyata yang terpilih enam orang. Saya salah satunya,” tambah Andika, menceritakan proses seleksi yang cukup ketat untuk bisa mewakili Indonesia di kancah internasional.
Andika mengaku sangat senang dan bangga ketika mengetahui dirinya lolos seleksi dan berkesempatan untuk berkompetisi di ajang BOTC 2024 di Penang, Malaysia.
Selain menjadi pengalaman pertamanya pergi ke luar negeri, Andika juga sangat antusias karena ia memang memiliki kecintaan yang besar terhadap dunia kuliner, khususnya bidang tata boga.
Melalui ajang bergengsi ini, Andika tidak hanya dapat mengasah kemampuannya, tetapi juga membuktikan kepada dunia bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berprestasi.
Andika menceritakan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam kompetisi BOTC 2024 adalah waktu yang sangat terbatas untuk menyelesaikan dekorasi kue. Ia harus menyelesaikan hiasan kue bertingkatnya hanya dalam waktu dua jam saja. Selain itu, ia juga harus menghadapi lawan-lawan yang sangat kompeten dari berbagai negara di Asia.
“Apalagi, saya harus menyelesaikan hiasan kuenya hanya dalam waktu dua jam saja dan saya harus menghadapi lawan-lawan dari negara-negara Asia lainnya. Ini benar-benar pengalaman yang sangat luar biasa,” tutur Andika, yang sejak lama memang memiliki kegemaran memasak dan berkreasi di dapur.
Dengan raihan medali perunggu di ajang internasional ini, Andika telah berhasil membuktikan kepada dirinya sendiri dan kepada dunia bahwa keterbatasan fisik tidak akan pernah bisa menghalangi seseorang untuk meraih prestasi, asalkan orang tersebut memiliki fokus, semangat pantang menyerah, dan tidak mudah putus asa.
Keterbatasan dan disabilitas yang disandangnya tidak pernah menjadi alasan baginya untuk kehilangan semangat dalam meraih mimpinya untuk menjadi seorang chef profesional di masa depan.
Bagi Andika, tidak ada halangan yang berarti dari disabilitas yang ia sandang. Ia percaya bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih prestasi di bidang yang mereka tekuni.
Keberhasilannya meraih medali perunggu di BOTC 2024 adalah bukti nyata dari keyakinannya tersebut. Andika telah berhasil membuktikan bahwa dirinya bisa berprestasi dan bahkan mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi kuliner internasional tersebut.
Dikutip dari laman resmi BOTC, kompetisi ini merupakan salah satu ajang kompetisi chef yang cukup legendaris dan memiliki nama besar di Malaysia. BOTC pertama kali diselenggarakan pada tahun 1988 dan awalnya hanya mempertemukan para chef terkenal dari berbagai hotel di wilayah Penang.
Namun, seiring berjalannya waktu, BOTC terus berkembang dan sejak tahun 2014, kompetisi ini tidak lagi hanya berskala regional Penang saja, tetapi telah bertransformasi menjadi kompetisi chef dunia yang diikuti oleh lebih dari 1.500 chef dari berbagai penjuru dunia.
Sebagai sebuah kompetisi profesional, BOTC bukan sekadar ajang unjuk gigi dalam dunia tata boga. Meskipun sebagian besar pesertanya terdiri dari para koki profesional yang berpengalaman, kompetisi ini juga memberikan kesempatan bagi para siswa perhotelan untuk menunjukkan kemampuan mereka dan bersaing dengan para profesional.
Keberhasilan Andika sebagai seorang siswa berkebutuhan khusus yang berhasil meraih medali perunggu di ajang BOTC 2024 membuktikan bahwa dengan semangat, kerja keras, dan dedikasi, siapapun memiliki kesempatan yang sama untuk meraih prestasi, bahkan di panggung internasional sekalipun.
Ia telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, tidak hanya bagi para penyandang disabilitas, tetapi juga bagi seluruh generasi muda Indonesia untuk terus berjuang meraih mimpi tanpa menyerah pada keterbatasan.