Jakarta, gradasigo - Tingkat pengangguran di Indonesia masih menjadi perhatian serius. Salah satu solusi yang digenjot pemerintah adalah memperkuat jiwa kewirausahaan di kalangan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Melalui berbagai program, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berupaya mendorong lulusan SMK untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja sendiri.
Berdasarkan laporan Penelusuran Lulusan (Tracer Study) SMK Tahun 2023, sebagian besar lulusan SMK (43,69%) terserap di dunia kerja. Namun, ada 21,34% lulusan yang memilih berwirausaha dan 11,45% melanjutkan studi.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa lulusan pendidikan vokasi, termasuk SMK, tidak bisa hanya mengandalkan dunia industri untuk menyerap tenaga kerja.
“Satuan pendidikan vokasi perlu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan menyiapkan calon-calon wirausaha muda yang dibina sejak dari bangku sekolah,” kata Tatang dalam Bincang Santai dengan Media terkait Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2024, di Jakarta, Jumat (29/11/2024) lalu.
Dengan cara tersebut, satuan pendidikan vokasi dapat mengatasi persoalan pengangguran melalui pengembangan lulusan yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga menjadi wirausaha.
Projek Kreatif dan Kewirausahaan
Sejak 2020 hingga 2024, Kemendikbudristek telah melaksanakan projek kreatif dan kewirausahaan yang melibatkan 16.400 siswa dari 820 SMK di seluruh Indonesia. Program ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami langsung proses merintis usaha dengan pendampingan dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Kegiatan kewirausahaan yang dikembangkan oleh para siswa ini kami dorong agar berbasis potensi lokal,” ujar Tatang. “Dengan demikian, ketika mereka lulus nantinya mereka bisa mengolah potensi yang ada di sekitar mereka menjadi ide-ide kewirausahaan yang bisa mengakselerasi keterserapan lulusan SMK dan pengembangan potensi ekonomi lokal.”
Salah satu contoh sukses program kewirausahaan ini adalah SMK Negeri Satu Atap Pandanarum, Jawa Tengah. SMK ini berhasil mengembangkan kelompok wirausaha siswa melalui usaha kerajinan kayu “Suvenir dan Selendang Pintu Ukir”.
Kelompok wirausaha siswa ini aktif memasarkan produk mereka melalui berbagai kanal, seperti brosur, media sosial, lokapasar, dan pameran kerajinan daerah. Rata-rata omzet yang diperoleh mencapai Rp5.000.000,00 per bulan.
Pendidikan Kecakapan Kerja dan Wirausaha
Upaya peningkatan kebekerjaan lulusan vokasi juga dilakukan melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan.
“Di tahun 2024 ini, program PKK dan PKW di beberapa LKP (lembaga kursus dan pelatihan) masih berjalan,” ungkap Tatang. “Akan tetapi, jika berkaca pada tahun 2023, terdapat 69,31% yang sudah mendapatkan pekerjaan melalui program PKK dan 87,16% alumni yang mampu merintis usaha melalui program PKW.”
Melihat angka tersebut, Tatang optimistis bahwa program PKK dan PKW 2024 akan berdampak signifikan dalam menekan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Sepanjang tahun 2024, capaian peserta didik program PKK mencapai 55.255 orang dan peserta didik program PKW sebanyak 24.732 orang.
SMK Pusat Keunggulan dan Peningkatan Kompetensi Guru
Selain kewirausahaan, program SMK Pusat Keunggulan juga diharapkan dapat meningkatkan kebekerjaan lulusan SMK. Program ini telah mengubah kualitas pembelajaran dan memberikan dampak kepada 1,86 juta siswa SMK.
"Hampir 50 persen siswa SMK telah mendapatkan pembelajaran unggul dan relevan melalui kerja sama erat dengan industri," kata Tatang.
Peningkatan kompetensi guru vokasi juga menjadi fokus Kemendikbudristek. Melalui Program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi, sebanyak 51.904 pendidik dan tenaga kependidikan telah meningkatkan kompetensinya selama periode 2022-2024.
“Program Upskilling dan Reskilling telah membantu 51.904 pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensinya selama periode 2022-2024,” jelas Tatang.
Tahun ini, program tersebut telah menjangkau 14.413 PTK yang berhasil meningkatkan kompetensinya di berbagai bidang vokasi, mulai dari pertanian, kemaritiman, teknologi, otomotif dan elektronika, hingga seni dan budaya.
Kemendikbudristek juga memberikan sertifikasi kompetensi berstandar industri untuk guru dan siswa untuk meningkatkan kepercayaan dunia kerja dan mendorong pemberian gaji sesuai UMP.
Tren Positif Kebekerjaan Lulusan Vokasi
Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan data terbaru dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024 terkait Kondisi Tenaga Kerja Lulusan Pendidikan Vokasi di Indonesia.
Data tersebut menunjukkan sejumlah tren positif, di antaranya:
- Tren TPT lulusan vokasi yang terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.
- Distribusi pengangguran lulusan vokasi yang lebih rendah dari lulusan lainnya.
- Peningkatan tren lulusan vokasi untuk jenis pekerjaan white collar.
- Waktu tunggu lulusan vokasi untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih singkat, yaitu antara 0—2 bulan saja.
Pengembangan kewirausahaan merupakan salah satu kunci penting dalam meningkatkan kebekerjaan lulusan SMK dan menekan angka pengangguran. Melalui berbagai program yang dijalankan oleh Kemendikbudristek, lulusan SMK diharapkan mampu menjadi wirausaha yang sukses dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Peningkatan kompetensi guru vokasi dan kerja sama yang erat dengan DUDI juga merupakan faktor penting dalam menghasilkan lulusan SMK yang kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri.