Jakarta, gradasigo - Indonesia kembali mencatatkan prestasi gemilang di bidang kebudayaan. Tiga karya budaya Indonesia, yaitu kolintang, Reog Ponorogo, dan kebaya, telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Penetapan ini merupakan tonggak sejarah penting yang menegaskan posisi budaya Indonesia di mata dunia.
Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas pengakuan dunia terhadap ketiga warisan budaya Indonesia tersebut. "Kami bangga karena kolintang sudah resmi diakui sebagai warisan budaya dunia," ujarnya seperti dikutip dari RRI.
Kolintang: Alat Musik Tradisional yang Mendunia
Kolintang merupakan alat musik tradisional berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik ini terbuat dari susunan bilah-bilah kayu yang disusun berderet dan dipasang di atas sebuah bak kayu. Kolintang biasanya dimainkan secara ansambel untuk mengiringi upacara adat, tari, menyanyi, dan bermusik.
Dengan ditetapkannya kolintang sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, kolintang menjadi alat musik tradisional Indonesia ketiga yang mendapatkan pengakuan dunia setelah angklung dan gamelan.
Reog Ponorogo: Kesenian Tradisional Penuh Magis
Reog merupakan kesenian tradisional berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Reog dipentaskan dalam arena terbuka dan berfungsi sebagai hiburan rakyat. Kesenian ini mengandung unsur magis dan diperankan oleh penari bertopeng dan berkuda lumping. Penari utama Reog adalah warok, seorang pria berkepala singa dengan hiasan bulu merak yang memiliki berat mencapai 50-60 kg.
Reog merupakan salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal berbau mistis dan ilmu kebatinan. Kesenian ini memiliki nilai sejarah dan filosofi yang mendalam bagi masyarakat Ponorogo.
Kebaya: Busana Tradisional Khas Perempuan Indonesia
Kebaya adalah busana tradisional yang dikenakan oleh perempuan di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Kebaya memiliki karakteristik terbuka di bagian depan dan dibuat dari kain ringan seperti brokat, katun, kasa, renda, atau voile. Kebaya biasanya dipadukan dengan sarung, kemben, atau kain panjang yang dililitkan di pinggang.
Kebaya merupakan salah satu simbol kebudayaan Indonesia yang telah dikenal luas di mancanegara. Busana ini sering dikenakan dalam acara-acara formal maupun non-formal.
Menbud Fadli Zon menegaskan bahwa pengakuan dunia terhadap kolintang, Reog Ponorogo, dan kebaya merupakan sebuah kebanggaan sekaligus tanggung jawab bersama untuk terus melestarikan budaya Indonesia.
"Kita harus terus mengembangkan dan mempromosikan budaya Indonesia agar tetap hidup di tengah modernisasi dunia," ucapnya.
Fadli menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk membangun ekosistem budaya yang berkelanjutan. "Kami akan terus memfasilitasi perlindungan kekayaan intelektual budaya, memperkuat kolaborasi, serta mendorong inovasi sektor seni dan musik," bebernya.
Pelestarian warisan budaya tak benda merupakan upaya penting untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Pendokumentasian dan inventarisasi warisan budaya tak benda.
- Pembinaan dan pengembangan komunitas budaya.
- Pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda tentang warisan budaya tak benda.
- Promosi dan pemasaran warisan budaya tak benda ke tingkat nasional dan internasional.
Penetapan kolintang, Reog Ponorogo, dan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO merupakan sebuah prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa budaya Indonesia diakui dan diapresiasi oleh dunia. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia agar tetap lestari dan menjadi kebanggaan bagi generasi mendatang.