News

Kontroversi Berburu Koin di Aplikasi Jagat, Kemkomdigi Panggil Co-Founder, Fitur Diubah Jadi

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo. Foto: dok. Komdigi

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo. Foto: dok. Komdigi

JAKARTA, gradasigo – Aplikasi Jagat, yang tengah naik daun di kalangan pengguna smartphone di Indonesia, baru-baru ini menuai kontroversi. Fitur "Berburu Koin" dalam aplikasi tersebut dituding mengganggu ketertiban umum dan merusak fasilitas publik di beberapa daerah. Menanggapi laporan masyarakat dan instansi pemerintah, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mengambil langkah tegas dengan memanggil Co-Founder Jagat, Barry Beagen, untuk dimintai keterangan dan klarifikasi.

Pemanggilan ini berlangsung pada Rabu (15/01/2025) di Kantor Kemkomdigi, Jakarta. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo, memimpin langsung pertemuan tersebut, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan platform digital yang bertanggung jawab dan berdampak positif bagi masyarakat. "Kami telah menerima berbagai laporan baik dari masyarakat hingga instansi pemerintah mengenai aktivitas 'Berburu Koin' Jagat. Secara khusus, kami menekankan perhatian atas dampak terhadap lingkungan dan fasilitas umum di berbagai daerah di Indonesia," ujar Angga dalam pertemuan tersebut.

Jagat: Platform Baru yang Menarik Perhatian, Namun Menimbulkan Polemik

Jagat merupakan platform digital yang relatif baru di Indonesia, namun dengan cepat menarik perhatian publik, terutama generasi muda. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur menarik, salah satunya adalah "Berburu Koin", yang belakangan ini menjadi sorotan. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mencari dan mengumpulkan koin virtual yang tersebar di berbagai lokasi di dunia nyata. Konsep gamified reality yang diusung Jagat ini memang inovatif dan menarik, terbukti dengan lebih dari 1 juta pengguna aktif di Indonesia dan 200 ribu pengguna baru setiap harinya.

Namun, di balik popularitasnya, fitur "Berburu Koin" ini menuai polemik. Banyak laporan yang masuk ke Kemkomdigi terkait aktivitas perburuan koin yang dianggap mengganggu ketertiban umum. Di beberapa daerah, pengguna aplikasi Jagat dilaporkan merusak fasilitas umum demi mendapatkan koin virtual. Hal ini tentu saja meresahkan masyarakat dan merugikan pemerintah daerah.

Kemkomdigi Bertindak: Melindungi Kepentingan Umum dan Mendorong Platform Digital yang Bertanggung Jawab

Menanggapi keresahan masyarakat, Kemkomdigi bergerak cepat. Pemanggilan Co-Founder Jagat, Barry Beagen, menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menjaga ketertiban umum dan mendorong pengembangan platform digital yang bertanggung jawab. "Oleh karena itu, kami berkomunikasi dengan pihak Jagat untuk mendapatkan keterangan dan juga mendorong pengembangan dan penggunaan platform digital yang berdampak positif ke masyarakat," tegas Angga Raka Prabowo.

Langkah ini juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, yang menekankan bahwa Pemerintah harus melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi dan transaksi elektronik yang mengganggu ketertiban umum. "Jika ada pengembang platform yang melanggar, maka kami tidak akan segan untuk mengambil tindakan tegas," tambah Angga, memberikan peringatan kepada para pengembang platform digital lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, Wamenkomdig Angga Prabowo mengingatkan para pembuat dan pengembang platform digital agar turut aktif menciptakan platform digital yang berdampak positif dan mengedukasi masyarakat. "Kami juga meminta agar perusahaan memperhatikan norma dan nilai-nilai hukum di Indonesia dalam membuat program atau platform digital," ungkapnya. Ini merupakan seruan untuk membangun ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab, di mana inovasi teknologi berjalan beriringan dengan nilai-nilai luhur bangsa.

Barry Beagen: Permohonan Maaf dan Komitmen untuk Berubah

Menanggapi panggilan Kemkomdigi, Co-Founder Jagat, Barry Beagen, menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan akibat fitur "Berburu Koin" di platform mereka. Ia mengakui bahwa fitur tersebut telah menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan. Barry juga mengapresiasi arahan yang diberikan oleh Kemkomdigi dan menyatakan komitmennya untuk melakukan perubahan.

"Berdasarkan diskusi yang konstruktif dengan Komdigi, kami akan mengubah format Coin Hunt menjadi 'Misi Jagat' untuk mendorong pengguna berkontribusi positif bagi ruang publik dan fasilitas umum," ujar Barry. Perubahan ini merupakan langkah konkret Jagat untuk memperbaiki kesalahan dan menjadi platform yang lebih bertanggung jawab.

"Misi Jagat": Transformasi dari Perburuan Koin Menjadi Kontribusi Positif

Transformasi dari "Berburu Koin" menjadi "Misi Jagat" merupakan perubahan fundamental yang dilakukan oleh Jagat. "Melalui Misi Jagat, kami akan mendorong para pengguna untuk melakukan perbaikan ruang publik terlebih dahulu dan selama periode ini tidak akan ada koin yang bisa diburu dalam aplikasi Jagat," jelas Barry. Dengan format baru ini, pengguna aplikasi Jagat akan diarahkan untuk melakukan aksi nyata yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar, seperti membersihkan taman, memperbaiki fasilitas umum yang rusak, atau melakukan kegiatan sosial lainnya.

Perubahan ini diharapkan dapat mengubah persepsi negatif terhadap aplikasi Jagat dan menjadikannya platform yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. "Dengan lebih dari 1 juta pengguna aktif di Indonesia dan 200 ribu pengguna baru setiap harinya, kami percaya 'Misi Jagat' akan meningkatkan kualitas ruang publik khususnya melalui partisipasi aktif generasi muda," ungkap Barry, penuh optimisme.

Saluran Pelaporan dan Penghapusan Koin di Area Rawan:

Selain mengubah format fitur, Jagat juga akan membuat kanal resmi bagi pemerintah, pengelola, hingga masyarakat umum untuk memonitor dan melaporkan jika masih ada kerusakan pada fasilitas publik yang diakibatkan oleh kegiatan yang sebelumnya dikenal sebagai "Berburu Koin". "Kami juga memastikan koin-koin yang berada di daerah rawan akan segera dihapus dari aplikasi," tambah Barry. Langkah ini menunjukkan keseriusan Jagat dalam meminimalisir dampak negatif dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Kemkomdigi: Mendukung Inovasi yang Bertanggung Jawab

Kementerian Komdigi menyambut baik komitmen Jagat untuk mengubah fitur "Berburu Koin" menjadi "Misi Jagat". "Kami mendorong agar Jagat dapat terus berkembang dan dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif, edukatif dan bermanfaat bagi masyarakat," ungkap Wamenkomdigi Angga Prabowo. Pemerintah, lanjutnya, berkomitmen untuk mendukung kreativitas dan inovasi dalam pengembangan platform digital di Indonesia. "Komdigi berkomitmen untuk mendukung kreativitas dan inovasi dalam pengembangan platform digital di Indonesia, asalkan beroperasi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku," tegas Angga.

Pertemuan antara Kemkomdigi dan Jagat ini menjadi contoh positif bagaimana pemerintah dan pengembang platform digital dapat berdialog dan berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab. Ini juga menjadi pelajaran berharga bagi para pengembang platform digital lainnya untuk lebih berhati-hati dalam merancang fitur dan program, serta mempertimbangkan dampak sosial yang mungkin ditimbulkan.

Dampak Kontroversi "Berburu Koin": Pentingnya User-Generated Content yang Bertanggung Jawab

Kasus kontroversi fitur "Berburu Koin" di aplikasi Jagat ini menyoroti pentingnya tanggung jawab dalam mengelola platform yang berbasis user-generated content (UGC). Meskipun UGC dapat menjadi kekuatan utama dari sebuah platform, potensi penyalahgunaan dan dampak negatif juga perlu diantisipasi. Dalam kasus Jagat, fitur "Berburu Koin" yang awalnya dimaksudkan untuk meningkatkan interaksi dan engagement pengguna, justru menimbulkan keresahan dan kerugian di beberapa daerah.

Pengembang platform perlu melakukan moderasi konten yang lebih ketat dan merancang mekanisme kontrol yang efektif untuk mencegah penyalahgunaan fitur. Selain itu, edukasi kepada pengguna tentang penggunaan platform yang bertanggung jawab juga menjadi sangat penting. Pengguna harus didorong untuk memanfaatkan platform digital secara positif dan produktif, serta menghindari tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Membangun Ekosistem Digital yang Sehat: Tanggung Jawab Bersama

Membangun ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, pengembang platform digital, dan masyarakat. Pemerintah perlu merumuskan regulasi yang jelas dan tegas untuk mengatur platform digital, serta melakukan pengawasan yang efektif. Pengembang platform digital harus bertanggung jawab atas konten dan fitur yang mereka sediakan, serta melakukan moderasi dan edukasi kepada pengguna. Masyarakat, sebagai pengguna platform digital, juga harus lebih kritis dan bijak dalam menggunakan teknologi.

Dengan kerja sama yang solid dan komitmen yang kuat dari semua pihak, diharapkan ekosistem digital Indonesia dapat berkembang ke arah yang lebih positif, produktif, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Kasus Jagat ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi digital.

Kontroversi fitur "Berburu Koin" di aplikasi Jagat yang berujung pada pemanggilan Co-Founder Jagat, Barry Beagen, oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), menjadi sorotan publik dan pengingat pentingnya pengembangan platform digital yang bertanggung jawab.

Respons cepat Jagat dengan mengubah format fitur menjadi "Misi Jagat" yang berorientasi pada kontribusi positif bagi ruang publik, patut diapresiasi. Pertemuan konstruktif antara Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo dan Barry Beagen menghasilkan komitmen untuk menghapus koin di area rawan dan membuka kanal pelaporan kerusakan.

Kasus ini menekankan pentingnya keseimbangan antara inovasi dan tanggung jawab sosial bagi para pengembang platform digital, serta perlunya edukasi kepada pengguna untuk memanfaatkan teknologi secara bijak. Dengan lebih dari 1 juta pengguna aktif di Indonesia, "Misi Jagat" berpotensi menjadi gerakan positif yang melibatkan generasi muda dalam memperbaiki dan menjaga ruang publik.

Dukungan Kemkomdigi terhadap inovasi yang bertanggung jawab menjadi kunci untuk membangun ekosistem digital Indonesia yang sehat, produktif, dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Kejadian ini juga menjadi pembelajaran berharga bagi seluruh pemangku kepentingan di ekosistem digital untuk terus berbenah dan berkolaborasi demi masa depan digital Indonesia yang lebih baik.

Related Post