PALEMBANG, gradasigo - Kota Palembang, selain terkenal dengan hidangan ikoniknya seperti pempek, juga memiliki kekayaan kuliner tradisional lainnya yang tak kalah menggugah selera, terutama saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Berbagai jenis kue tradisional khas Palembang selalu menjadi sajian wajib yang memperkaya momen silaturahmi bersama keluarga dan kerabat.
Dirangkum dari berbagai sumber pada Jumat (28/3/2025), berikut adalah lima jenis kue Lebaran khas Palembang yang sayang untuk dilewatkan:
1. Kue Delapan Jam: Kelezatan yang Lahir dari Kesabaran
Kue Delapan Jam merupakan salah satu ikon kuliner Palembang yang namanya diambil dari proses pembuatannya yang memakan waktu cukup lama, yakni delapan jam. Kue ini dikukus selama waktu tersebut hingga matang sempurna. Terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti telur, gula, mentega, dan susu kental manis, Kue Delapan Jam memiliki tekstur yang padat namun tetap lembut di mulut, dengan rasa manis legit yang khas. Proses memasak yang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan ini menjadikan kue ini sebagai simbol dari nilai-nilai tersebut dalam tradisi kuliner Palembang. Kue Delapan Jam seringkali menjadi hidangan istimewa yang disajikan saat Lebaran dan acara-acara besar lainnya.
2. Maksuba: "Lapis Legit" Ala Bumi Sriwijaya
Jika Jawa memiliki kue lapis legit yang terkenal, Palembang juga mempunyai hidangan serupa bernama Maksuba. Kue ini juga berbahan dasar telur, mentega, dan susu kental manis. Perbedaannya terletak pada teknik pembuatannya yang dipanggang berlapis-lapis, mirip dengan kue lapis legit. Setiap lapisan dipanggang hingga matang sebelum lapisan berikutnya ditambahkan, menghasilkan tekstur yang sangat lembut dan rasa yang kaya serta legit. Maksuba dipercaya sebagai simbol kemakmuran dan biasanya hanya dibuat pada acara-acara penting seperti Lebaran dan pernikahan, menjadikannya hidangan yang istimewa dan penuh makna.
3. Kue Lapis Kojo: Aroma Pandan yang Memikat
Kue Lapis Kojo adalah kue khas Palembang yang memiliki ciri khas warna hijau cerah dan aroma pandan yang sangat menggoda. Berbeda dengan Maksuba, Lapis Kojo memiliki tekstur yang lebih lembut dan sedikit lebih basah. Bahan dasar pembuatan kue ini meliputi telur, tepung terigu, santan, gula, dan tentu saja daun pandan yang memberikan aroma khas. Rasanya yang manis dan legit menjadikan Lapis Kojo sebagai salah satu kue yang sangat digemari saat Lebaran, terutama bagi pecinta aroma pandan.
4. Engkak Ketan: Perpaduan Lembut dan Gurih yang Mengenyangkan
Engkak Ketan adalah kue tradisional Palembang yang terbuat dari bahan dasar ketan dan santan. Kue ini memiliki tekstur yang lembut dengan rasa manis gurih yang khas dan memberikan sensasi mengenyangkan. Proses pembuatannya hampir serupa dengan Maksuba, yaitu dipanggang secara berlapis. Namun, penambahan tepung ketan memberikan tekstur yang lebih kenyal pada Engkak Ketan. Rasanya yang kaya dan mengenyangkan menjadikan kue ini sebagai salah satu favorit saat perayaan Lebaran.
5. Srikaya Palembang: Kelembutan dengan Wangi Pandan yang Khas
Srikaya Palembang bukanlah buah srikaya, melainkan sejenis kue tradisional yang terbuat dari santan, telur, gula, dan daun pandan. Kue ini memiliki tekstur yang sangat lembut dan rasa manis legit yang berpadu dengan aroma pandan yang khas dan memikat. Biasanya, Srikaya Palembang disajikan bersama dengan ketan putih yang sudah dimasak, menciptakan kombinasi rasa dan tekstur yang semakin nikmat dan menggugah selera.
Di tengah gempuran berbagai jenis kue modern, keberadaan kue-kue tradisional khas Palembang ini masih terus dilestarikan, terutama saat momen Lebaran. Banyak keluarga di Palembang yang masih mempertahankan tradisi membuat kue-kue ini sendiri di rumah. Meskipun demikian, kini juga semakin mudah menemukan kue-kue khas ini di berbagai toko kue yang ada di Palembang. Kehadiran kue-kue tradisional ini tidak hanya sekadar sebagai sajian lezat, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam tentang kesabaran, ketekunan, dan harapan akan kemakmuran. Dengan terus melestarikan warisan kuliner ini, diharapkan generasi mendatang tetap dapat menikmati cita rasa khas yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Palembang.