JAKARTA, gradasigo – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kembali melakukan penyegaran di jajaran pimpinannya. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, melantik sejumlah Pejabat Fungsional Ahli Utama dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kemendikdasmen. Pelantikan yang berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, pada Senin (20/1/2025) ini, menjadi langkah strategis untuk memperkuat kinerja kementerian dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua dan menghadirkan layanan pendidikan yang RAMAH (Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmoni).
Dalam sambutannya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti menegaskan bahwa penunjukan para pejabat baru ini didasarkan pada kinerja dan rekam jejak yang terukur. "Keputusan ini bukan keputusan pribadi saya, melainkan keputusan bersama sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk bekerja sama dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa demi kemajuan bangsa Indonesia," tegas Abdul Mu'ti. Proses seleksi yang ketat dan pertimbangan yang matang ini menunjukkan komitmen Kemendikdasmen untuk menghadirkan pemimpin-pemimpin yang kompeten dan berintegritas di bidang pendidikan.
Fokus pada Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus:
Beberapa pejabat yang dilantik dalam kesempatan tersebut merupakan pejabat eselon dua di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus. Ini menunjukkan perhatian khusus yang diberikan oleh Kemendikdasmen terhadap penguatan pendidikan vokasi dan nonformal, serta peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Muhammad Hasbi: Nahkoda Baru di Sekretariat Ditjen Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus
Salah satu posisi strategis yang mengalami pergantian kepemimpinan adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus. Muhammad Hasbi resmi dilantik untuk mengisi jabatan tersebut, menggantikan Saryadi yang mendapat amanah baru sebagai Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Pergantian ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan sinergi di lingkungan Ditjen tersebut, yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan vokasi, pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus di Indonesia.
Sebagai Sekretaris Ditjen yang baru, Muhammad Hasbi akan mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar. Ia diharapkan dapat mengawal dan mendukung pelaksanaan program-program strategis Ditjen Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, serta memastikan tata kelola organisasi yang efektif dan efisien.
Saryadi: Dari Sekretaris Ditjen ke Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Saryadi, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, kini mengemban amanah baru sebagai Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Pengalaman dan pengetahuannya selama menjabat sebagai Sekretaris Ditjen akan menjadi modal berharga dalam memimpin Direktorat yang fokus pada pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan layanan khusus ini.
Dengan kepemimpinan yang baru, diharapkan pendidikan khusus dan layanan khusus di Indonesia akan semakin berkualitas, inklusif, dan dapat menjangkau lebih banyak anak-anak yang membutuhkan. Direktorat ini memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa terkecuali, mendapatkan hak pendidikan yang layak.
Nadiana: Memimpin Direktorat Kursus dan Pelatihan
Selain itu, Nadiana juga dilantik sebagai Direktur Kursus dan Pelatihan. Direktorat ini memegang peranan penting dalam mengembangkan dan membina kursus dan pelatihan di seluruh Indonesia. Dengan kepemimpinan Nadiana, diharapkan kualitas dan relevansi kursus dan pelatihan akan semakin meningkat, sehingga dapat mencetak lulusan yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja.
Baharudin: Menakhodai Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal
Baharudin dipercaya untuk memimpin Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal. Direktorat ini memiliki tugas untuk mengembangkan dan membina pendidikan nonformal dan informal, yang menjadi jalur alternatif bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Dengan kepemimpinan Baharudin, diharapkan pendidikan nonformal dan informal akan semakin berkualitas dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Arie Wibowo Khurniawan: Plt. Direktur Sekolah Menengah Kejuruan
Mendikdasmen juga menunjuk Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata (Bispar), Arie Wibowo Khurniawan, sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Sekolah Menengah Kejuruan. Posisi ini sebelumnya diisi oleh Muhammad Yusro, yang kini mengemban amanah baru sebagai Sekretaris Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP).
Penunjukan Arie Wibowo Khurniawan sebagai Plt. Direktur SMK ini menunjukkan kepercayaan Kemendikdasmen terhadap kapasitas dan pengalamannya dalam pengembangan pendidikan vokasi. Sebagai Kepala BBPPMPV Bispar, Arie telah banyak berkontribusi dalam meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan vokasi, khususnya di bidang bisnis dan pariwisata. Kini, ia diharapkan dapat menerapkan pengalamannya tersebut dalam memimpin dan memajukan SMK di seluruh Indonesia.
Muhammad Yusro: Perkuat Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP)
Muhammad Yusro, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur SMK, kini dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Sekretaris Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP). Perpindahan ini menunjukkan dinamika dan rotasi kepemimpinan yang sehat di lingkungan Kemendikdasmen. Dengan pengalamannya di bidang SMK, Yusro diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan standar, kurikulum, dan asesmen pendidikan di Indonesia.
Visi Kemendikdasmen: Pendidikan Bermutu untuk Semua
Dalam arahannya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti kembali menegaskan visi dan misi Kemendikdasmen untuk mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. Visi ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada seluruh anak Indonesia, tanpa terkecuali, termasuk mereka yang berada di daerah tertinggal, terluar, dan terpencil (3T).
"Dengan visi itulah, Menteri Abdul Mu’ti berharap para pejabat yang dilantik untuk mengembangkan suasana kerja dan sistem berorganisasi untuk mendukung layanan pendidikan yang RAMAH," demikian pernyataan resmi Kemendikdasmen, menjelaskan harapan yang diemban oleh para pejabat baru. RAMAH sendiri merupakan akronim dari Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmoni, yang menjadi prinsip utama dalam memberikan pelayanan pendidikan.
Mewujudkan Layanan Pendidikan yang RAMAH: Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmoni
Konsep layanan pendidikan yang RAMAH yang ditekankan oleh Mendikdasmen Abdul Mu'ti merupakan panduan bagi seluruh jajaran Kemendikdasmen dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Berikut penjabaran dari masing-masing aspek RAMAH:
- Responsif: Kemendikdasmen harus tanggap dan cepat dalam merespons kebutuhan dan aspirasi masyarakat terkait pendidikan. Setiap keluhan, masukan, dan saran harus ditindaklanjuti dengan segera dan efektif.
- Akuntabel: Kemendikdasmen harus bertanggung jawab atas setiap kebijakan dan program yang dijalankan. Pengelolaan anggaran dan sumber daya harus dilakukan secara transparan dan akuntabel, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
- Melayani: Kemendikdasmen harus menempatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai prioritas utama. Seluruh jajaran Kemendikdasmen harus bersikap profesional, ramah, dan tulus dalam melayani masyarakat.
- Adaptif: Kemendikdasmen harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Kebijakan dan program pendidikan harus terus dievaluasi dan disesuaikan agar tetap relevan dan efektif.
- Harmoni: Kemendikdasmen harus membangun hubungan yang harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, sekolah, guru, orang tua, siswa, dan masyarakat luas. Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu untuk semua.
Doa dan Harapan: Menuju Transformasi Pendidikan yang Berkelanjutan
"Dengan iringan doa, semoga pelantikan dan pengangkatan saudara sekalian mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah SWT. Selamat bekerja kepada saudara-saudara sekalian. Dipilihnya Saudara-saudara sekalian sebagai pimpinan, kami melihat kinerja Saudara-saudara sekalian, melihat apa yang sudah saudara-saudara lakukan," tutup Abdul Mu'ti, mengakhiri arahannya dengan penuh harap. Doa dan harapan ini menyiratkan optimisme dan keyakinan bahwa para pejabat yang baru dilantik akan mampu mengemban amanah dengan baik dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Muhammad Hasbi: Siap Menjalankan Amanah dengan Penuh Tanggung Jawab
Muhammad Hasbi, yang baru saja dilantik sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, menyatakan kesiapannya untuk menjalankan tugas dengan penuh amanah. "Mendikdasmen tadi berharap para pejabat yang dilantik dapat menjadi pribadi-pribadi yang SANTUN (Setia, Amanah, Negarawan, Teladan, Unggul, dan Ngemong). Kami juga diminta untuk dapat berkolaborasi, bekerja sama untuk mewujudkan Pendidikan Bermutu bagi Semua. Inilah hal yang harus kami upayakan bersama, utamanya di Ditjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus," ujar Hasbi usai pelantikan.
Pernyataan Hasbi ini mencerminkan komitmen yang kuat untuk mewujudkan visi dan misi Kemendikdasmen, serta menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh tanggung jawab. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama dalam mewujudkan pendidikan bermutu bagi semua.
SANTUN: Prinsip Kepemimpinan di Lingkungan Kemendikdasmen
Konsep SANTUN (Setia, Amanah, Negarawan, Teladan, Unggul, dan Ngemong) yang disampaikan oleh Mendikdasmen Abdul Mu'ti menjadi prinsip kepemimpinan yang harus dipegang teguh oleh seluruh pejabat di lingkungan Kemendikdasmen. Berikut penjabaran dari masing-masing aspek SANTUN:
- Setia: Setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Pemerintah. Kesetiaan ini menjadi landasan utama dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai aparatur negara.
- Amanah: Menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan jujur, transparan, dan akuntabel. Setiap pejabat harus memegang teguh kepercayaan yang diberikan oleh rakyat dan negara.
- Negarawan: Memiliki visi yang jauh ke depan dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Teladan: Menjadi contoh dan panutan bagi bawahan dan masyarakat dalam sikap, perilaku, dan kinerja.
- Unggul: Memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Terus belajar dan mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas kinerja.
- Ngemong: Memiliki sikap mengayomi, membimbing, dan memberdayakan bawahan dan masyarakat. Bersikap ramah, peduli, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pelantikan Pejabat Fungsional Ahli Utama dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), termasuk Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Muhammad Hasbi; Direktur Kursus dan Pelatihan, Nadiana; Direktur Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal, Baharudin; serta Plt. Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Arie Wibowo Khurniawan, dan Sekretaris Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Muhammad Yusro, merupakan langkah strategis untuk memperkuat kinerja kementerian dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.
Arahan Mendikdasmen Abdul Mu'ti tentang layanan pendidikan yang RAMAH (Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmoni) serta prinsip kepemimpinan SANTUN (Setia, Amanah, Negarawan, Teladan, Unggul, dan Ngemong) menjadi pedoman penting bagi seluruh jajaran Kemendikdasmen.
Dengan komitmen yang kuat, sinergi antar unit, dan dukungan penuh dari seluruh stakeholder, diharapkan transformasi pendidikan di Indonesia, khususnya di jenjang pendidikan dasar, menengah, vokasi, pendidikan khusus, dan layanan khusus, dapat berjalan optimal dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, demi terwujudnya generasi emas yang cerdas, berkarakter, dan siap bersaing di kancah global. Pelantikan ini menjadi awal yang penuh harapan untuk kemajuan pendidikan Indonesia di masa mendatang.