Kuliner

Pindang Salai Palembang, Kelezatan Ikan Asap dalam Kuah Rempah yang Menggugah Selera

Pindang Salai Palembang, Kelezatan Ikan Asap dalam Kuah Rempah yang Menggugah Selera. Foto: dok. Candra Setia Budi/detikSumbagsel.

Pindang Salai Palembang, Kelezatan Ikan Asap dalam Kuah Rempah yang Menggugah Selera. Foto: dok. Candra Setia Budi/detikSumbagsel.

Palembang, gradasigo — Berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan, rasanya belum lengkap jika belum mencicipi salah satu hidangan khasnya yang unik dan menggugah selera, yaitu Pindang Salai.

Berbeda dengan pindang pada umumnya yang menggunakan ikan segar, Pindang Salai memiliki ciri khas utama berupa penggunaan ikan yang telah melalui proses pengasapan. Aroma smokey yang khas dari ikan salai inilah yang memberikan sentuhan istimewa pada hidangan ini.

Proses pengasapan ikan untuk Pindang Salai bukanlah proses yang instan. Dibutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan hingga belasan jam, untuk memastikan bahwa ikan benar-benar matang sempurna dan memiliki aroma serta cita rasa asap yang meresap hingga ke dalam daging. Kesabaran dan ketelitian dalam proses pengasapan inilah yang menjadi kunci kelezatan Pindang Salai.

Sementara itu, untuk kuahnya, Pindang Salai memiliki karakteristik yang mirip dengan kuah pindang ikan pada umumnya. Bahan-bahan yang digunakan pun hampir sama, kaya akan rempah-rempah yang memberikan rasa segar dan sedikit pedas. Beberapa bumbu utama yang digunakan antara lain bawang merah, bawang putih, garam, serta irisan tomat yang memberikan rasa asam segar alami.

Yang menarik, dalam kuah Pindang Salai juga seringkali ditambahkan irisan buah nanas yang memberikan sentuhan rasa manis dan asam yang unik, serta daun kemangi yang memberikan aroma segar yang khas sebagai penyedap alami. Kombinasi berbagai rasa inilah yang membuat kuah Pindang Salai begitu istimewa dan berbeda.

Menurut Titin, pemilik Rumah Pondok Warna Warni, salah satu restoran yang menyajikan Pindang Salai di Palembang, berbagai jenis ikan air tawar dapat diolah menjadi ikan salai untuk hidangan ini.

Beberapa jenis ikan yang populer digunakan antara lain ikan baung yang memiliki tekstur daging lembut, ikan gabus yang dagingnya kenyal dan gurih, ikan toman yang berukuran besar dan dagingnya tebal, serta berbagai jenis ikan sungai lainnya. Pemilihan jenis ikan akan mempengaruhi cita rasa akhir dari Pindang Salai.

Titin menjelaskan secara rinci mengenai proses pembuatan ikan salai yang menjadi bahan utama Pindang Salai. Awalnya, ikan yang akan diasap harus disiangi terlebih dahulu, yaitu dibersihkan sisik dan insangnya.

Setelah itu, isi perut ikan dikeluarkan. Langkah selanjutnya adalah membelah ikan menjadi dua bagian, namun tidak sampai terpotong sempurna. Ikan yang telah dibelah kemudian baru diasapkan.

"Ikan salai ini dari proses pengasapan. Untuk pengasapannya sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 12 jam," jelas Titin. Proses pengasapan selama belasan jam ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air dalam ikan, mematangkan daging ikan secara perlahan, serta memberikan aroma dan cita rasa asap yang khas.

Titin juga menjelaskan perbedaan mendasar antara Pindang Ikan Salai dengan jenis pindang lainnya yang menggunakan ikan segar, seperti Pindang Patin yang juga populer di Palembang.

"Jadi, kalau Pindang Patin itu ikannya masih mentah dan dimasak langsung di dalam kuah, sementara ikan salai ini sudah matang melalui proses pengasapan," ungkapnya.

Perbedaan ini tentu saja menghasilkan cita rasa dan tekstur yang sangat berbeda pula. Pindang Salai memiliki aroma dan rasa asap yang kuat, serta tekstur daging ikan yang lebih padat dan sedikit kering di bagian luar namun tetap lembut di dalamnya.

Mengenai harga, Titin mengatakan bahwa harga Pindang Ikan Salai ini relatif masih terjangkau oleh berbagai kalangan. Namun, harga tersebut dapat bervariasi tergantung pada jenis ikan yang digunakan.

"Yang biasanya lebih mahal itu kalau kita menggunakan ikan-ikan yang langka dan susah dicari di pasar. Makanya, kita biasanya menyetok terlebih dahulu ikan-ikan tersebut untuk menjaga ketersediaan," ungkap Titin.

Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan bahan baku, terutama jenis ikan tertentu, dapat mempengaruhi harga jual Pindang Salai.

Titin, yang telah menjalankan bisnis rumah makannya selama tiga tahun, mengaku bahwa resep Pindang Salai yang ia gunakan merupakan resep turun temurun dari orang tuanya. Hal ini menunjukkan bahwa hidangan Pindang Salai bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan bagian dari warisan kuliner keluarga yang dijaga dan dilestarikan.

"Ya, resep ini memang resep turun menurun dari orang tua saya," ujarnya dengan bangga.

Pindang Salai Palembang bukan hanya sekadar hidangan lezat yang memanjakan lidah, tetapi juga merupakan representasi dari kekayaan kuliner Sumatera Selatan yang patut untuk terus dikenal dan dinikmati oleh generasi mendatang.

Aroma asap yang khas berpadu dengan kuah rempah yang kaya rasa menjadikan Pindang Salai sebagai pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi siapa saja yang mencobanya.

Related Post