Edukasi

Dari Kebun ke Etalase, Inovasi Siswa SMKN Senduro Sulap Pisang Lumajang Jadi Keripik Cokelat Kekinian yang Naik Kelas

Inovasi Siswa SMKN Senduro Sulap Pisang Lumajang Jadi Keripik Cokelat Kekinian. Foto: dok. Ditjen Vokasi

Inovasi Siswa SMKN Senduro Sulap Pisang Lumajang Jadi Keripik Cokelat Kekinian. Foto: dok. Ditjen Vokasi

Lumajang, gradasigo – Di jantung Jawa Timur, terhampar sebuah kabupaten yang dikenal dengan kekayaan alamnya, Lumajang. Daerah ini masyhur sebagai salah satu lumbung pertanian di Indonesia, tempat di mana tanah subur menghasilkan panen melimpah. Dari sekian banyak hasil bumi yang mewarnai lanskap Lumajang, pisang adalah salah satu yang paling menonjol.

Buah berwarna kuning cerah ini, dengan rasa manisnya yang khas, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Lumajang. Pohon pisang seolah tumbuh di setiap sudut, dari pekarangan rumah hingga perkebunan luas. Namun, di balik kelimpahan ini, tersimpan sebuah tantangan klasik, bagaimana meningkatkan nilai jual pisang agar lebih dari sekadar buah pencuci mulut biasa?

Selama ini, buah pisang di Lumajang, seperti di banyak daerah lainnya, lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar. Ia hadir di meja makan sebagai hidangan penutup, atau dijual di pasar-pasar tradisional dalam kondisi mentah. Melimpahnya produksi pisang, meski menjadi berkah tersendiri, terkadang justru menjadi momok bagi para petani. Saat panen raya tiba, pasar dibanjiri pisang, dan hukum ekonomi pun berlaku, harga pisang anjlok. Bahkan, tak jarang pisang hasil panen tidak laku terjual, membusuk sia-sia, dan membawa kerugian bagi petani yang telah bersusah payah merawatnya.

Kondisi inilah yang kemudian memantik sebuah ide kreatif, sebuah inovasi yang diharapkan mampu mengangkat derajat pisang Lumajang. Di tengah tantangan tersebut, hadir Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Senduro, sebuah institusi pendidikan vokasi yang berlokasi di Lumajang. SMKN Senduro, dengan Konsentrasi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, melihat celah emas di balik Gunung Semeru yang menjulang gagah. Mereka tidak ingin pisang Lumajang terus menerus bernasib sebagai komoditas yang rentan terhadap fluktuasi harga. Mereka bertekad untuk mengubah paradigma, mengolah pisang menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis, lebih tahan lama, dan lebih menarik bagi konsumen modern.

Langkah inovatif yang diambil SMKN Senduro terbilang sederhana namun brilian, mengolah buah pisang menjadi keripik pisang cokelat kekinian. Bukan sekadar keripik pisang biasa, melainkan keripik pisang yang dibalut dengan cokelat leleh premium, memberikan sentuhan rasa yang mewah dan menggoda selera. Inovasi ini tidak hanya mengubah bentuk pisang, tetapi juga meningkatkan nilai jualnya secara signifikan.

Susie Harini, Kepala SMKN Senduro, menjelaskan bahwa program pengolahan pisang menjadi keripik cokelat ini dilandasi oleh semangat untuk membekali siswa dengan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri. Lebih dari itu, inisiatif ini merupakan respon nyata terhadap permasalahan petani pisang di Lumajang.

“Kami ingin memanfaatkan potensi hasil bumi lokal agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Dengan inovasi ini, pisang yang dulunya seringkali dijual dengan harga murah kini bisa bertransformasi menjadi produk unggulan, ” ungkap Susie dengan penuh antusiasme.

Susie menambahkan, harapan utama dari program ini adalah agar siswa SMKN Senduro tidak hanya terampil dalam mengolah pisang, tetapi juga mampu melihat peluang bisnis yang ada di sekitar mereka. Dengan kata lain, sekolah ingin mencetak generasi muda yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.

Program pengolahan keripik pisang cokelat di SMKN Senduro bukan hanya sekadar kegiatan ekstrakurikuler atau proyek sampingan. Ini adalah program terintegrasi yang menjadi bagian dari kurikulum Konsentrasi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Siswa dilibatkan secara langsung dalam seluruh proses produksi, mulai dari pemilihan bahan baku pisang berkualitas, proses pengolahan keripik yang higienis, pelapisan cokelat yang sempurna, hingga pengemasan produk yang menarik.

Melalui program ini, siswa tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis dalam pengolahan makanan, tetapi juga kompetensi kewirausahaan yang sangat berharga. Mereka belajar tentang manajemen produksi, strategi pemasaran, pengelolaan keuangan, hingga pelayanan pelanggan. Dengan kata lain, SMKN Senduro sedang mempersiapkan siswa menjadi wirausaha muda yang siap terjun ke dunia bisnis kuliner.

Selain memberikan manfaat langsung bagi siswa, program ini juga diharapkan dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap keripik pisang cokelat SMKN Senduro, tentu akan dibutuhkan tambahan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan produksi dan distribusi. Ini berarti, inovasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani pisang, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di Lumajang.

Saat ini, produk keripik pisang cokelat SMKN Senduro telah dipasarkan secara terbatas kepada masyarakat umum, terutama di sekitar Lumajang. Pemasaran dilakukan melalui jaringan sekolah, koperasi siswa, pameran-pameran kecil, dan media sosial. Respon pasar terhadap produk ini terbilang positif. Banyak konsumen yang tertarik dengan rasa unik keripik pisang cokelat yang renyah di luar, lumer di dalam. Selain itu, kemasan produk yang menarik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.

Namun, SMKN Senduro tidak berpuas diri dengan pencapaian ini. Mereka memiliki visi yang lebih besar untuk mengembangkan produk keripik pisang cokelat ini menjadi oleh-oleh khas Lumajang yang berkelas dan dikenal luas.

“Rencana kami ke depan adalah memperluas pemasaran hingga ke luar daerah Lumajang. Kami juga akan terus meningkatkan kualitas kemasan agar lebih menarik dan berdaya saing. Selain itu, kami juga berencana untuk memperkenalkan produk ini di berbagai pameran kuliner, baik di tingkat regional maupun nasional,” terang Susie dengan optimis.

Untuk mewujudkan visi tersebut, SMKN Senduro berharap mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait. Dukungan tersebut bisa berupa bantuan modal, pelatihan peningkatan kualitas produk dan pemasaran, fasilitasi perizinan usaha, hingga promosi produk di berbagai platform.

Inovasi yang dilakukan SMKN Senduro dalam mengolah buah pisang menjadi keripik pisang cokelat kekinian adalah contoh nyata bagaimana pendidikan vokasi dapat berperan aktif dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. Lebih dari sekadar menciptakan produk baru, inisiatif ini memberikan solusi konkret terhadap permasalahan klasik petani pisang, membekali siswa dengan keterampilan berharga, dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat.

Keripik pisang cokelat SMKN Senduro bukan hanya sekadar cemilan biasa. Ia adalah simbol kreativitas, inovasi, dan semangat kewirausahaan yang tumbuh subur di kalangan generasi muda Lumajang. Dengan dukungan yang berkelanjutan, bukan tidak mungkin produk ini akan menjadi ikon baru Lumajang, mengharumkan nama daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kisah sukses SMKN Senduro ini menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa dengan inovasi dan kerja keras, potensi lokal dapat diangkat ke level yang lebih tinggi, memberikan manfaat yang berlipat ganda bagi semua pihak.

Related Post