Histori

Ketika Tradisi Bertemu Modernitas: Mahakarya Ketan Putih Siswa JCS Pukau Chef Sigid Hartono

ujian mid praktek pastry.Foto: doc Jogja Culinary School

ujian mid praktek pastry.Foto: doc Jogja Culinary School

Yogyakarta, gradasigo- Suasana tegang bercampur antusiasme menyelimati dapur Jogja Culinary School (JCS) hari ini Selasa, (8/7/2025). Para siswa program studi seni kuliner menghadapi ujian akhir mereka, sebuah tantangan unik untuk menciptakan menu inovatif berbahan dasar ketan putih. Kehadiran Chef Sigid Hartono, salah satu maestro kuliner Indonesia, sebagai juri kehormatan, menambah semarak sekaligus ketegangan momen penting ini.

Ujian ini menjadi puncak pembelajaran mendalam yang telah mereka lalui, menguji tidak hanya kemampuan teknis memasak, tetapi juga kreativitas, pemahaman mendalam tentang bahan baku lokal, serta kejelian dalam mengkombinasikan rasa dan tekstur. Ketan putih, yang dikenal dengan teksturnya yang lengket dan rasanya yang gurih manis, menjadi fokus utama dalam eksplorasi kuliner kali ini.

Para siswa dengan cermat menyiapkan hidangan mereka di bawah pengawasan ketat tim juri yang terdiri dari praktisi kuliner terkemuka, akademisi tata boga, dan tentu saja, Chef Sigid Hartono. Dari pantauan di lokasi, terlihat beragam interpretasi ketan putih yang di luar dugaan. Ada yang menyulapnya menjadi hidangan utama bercita rasa gurih, lengkap dengan protein dan saus modern, sementara yang lain berinovasi dalam ranah hidangan penutup dengan sentuhan kontemporer yang memukau.

Salah satu peserta, Al Ihya, menghadirkan "Puding Teh Beras Ketan" yang memadukan kekayaan rasa ketan dengan aroma Teh, disajikan dengan teknik plated yang apik. "Saya ingin menunjukkan bahwa ketan putih bisa naik kelas dan bersanding dengan bahan-bahan premium lainnya," ujar Al Ihya dengan senyum tipis. Chef Sigid terlihat mengangguk-angguk sambil mencicipi hidangan Al Ihya dengan saksama.

Sementara itu, Harish memukau juri dengan "Sticky Fla Durian'", sebuah dekonstruksi hidangan tradisional ketan dengan elemen-elemen terpisah namun saling melengkapi dalam harmoni rasa dan tekstur. "Inovasi bukan berarti meninggalkan tradisi, tapi bagaimana kita bisa menyajikannya kembali dengan cara yang lebih menarik dan relevan," jelas Harish. Chef Sigid terlihat sesekali melontarkan pertanyaan mendalam kepada Harish mengenai proses dan filosofi di balik hidangannya.

Chef Sigid Hartono mengapresiasi tinggi upaya para siswa. "Saya sangat terkesan dengan kreativitas dan keberanian mereka dalam mengolah ketan putih. Ini menunjukkan bahwa potensi kuliner Indonesia sangat besar, dan dengan sentuhan inovasi, bahan baku sederhana pun bisa menjadi luar biasa," tuturnya. Ia menambahkan bahwa ujian semacam ini sangat penting untuk membentuk koki yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap kekayaan kuliner Indonesia.

Hasil ujian ini tidak hanya akan menentukan kelulusan siswa, tetapi juga membuka mata terhadap potensi tak terbatas dari bahan pangan lokal. Inovasi yang lahir dari dapur JCS hari ini, di bawah pengawasan para ahli dan disaksikan langsung oleh Chef Sigid Hartono, diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak lagi kreasi kuliner berbahan dasar ketan putih di masa depan. Ini tentu akan mengangkat derajatnya dari sekadar camilan tradisional menjadi elemen penting dalam hidangan bercita rasa tinggi. Keberanian dan kreativitas para siswa JCS dalam mengolah ketan putih menjadi bukti bahwa masa depan kuliner Indonesia ada di tangan generasi muda yang inovatif, siap menjelajahi kekayaan rasa dan bahan baku negeri untuk disajikan kepada dunia.

Related Post