Sementara itu

Menggali Asal Usul Kata

Tangkapan layar berisi narasi awal mula kata

Tangkapan layar berisi narasi awal mula kata

Surabaya, gradasigo - Kata “jancok” sudah menjadi bagian penting dari dialek Suroboyoan yang sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Meski terdengar kasar, di Surabaya kata ini justru sering digunakan dengan berbagai nuansa, mulai dari ungkapan kekesalan hingga bentuk keakraban. Tapi, tahukah kamu bahwa ada cerita yang menyebut kata “jancok” berasal dari nama sebuah tank Belanda?

Legenda di Balik Kata “Jancok”

Salah satu kisah yang cukup populer menyatakan bahwa asal muasal kata ini berhubungan dengan sejarah kolonial Belanda. Pada masa pendudukan, Belanda memiliki berbagai peralatan perang, salah satunya adalah tank yang dikatakan bernama "Jan Cock." Konon, ketika tank ini masuk ke wilayah Surabaya, orang-orang lokal sering menyebutnya dengan istilah "Jancok" karena sulit melafalkan nama aslinya.

Versi ini tentu menarik karena mengaitkan sejarah kota Surabaya dengan pengaruh bahasa asing yang kemudian diadaptasi menjadi bagian dari bahasa gaul sehari-hari. Namun, benarkah demikian?

Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Kata "jancok" kerap digunakan untuk mengekspresikan berbagai emosi, mulai dari marah hingga sekadar bercanda. Contoh penerapannya dalam percakapan sehari-hari bisa sangat beragam:

  • Sebagai ungkapan kekesalan:
    "Jancok! Lho kok laptopku rusak!"
  • Sebagai ekspresi keheranan:
    "Jancok, gede banget rumahnya!"
  • Sebagai tanda keakraban:
    "Jancok, kangen aku karo awakmu."

Meskipun sering diucapkan dengan nada keras, penggunaannya sering kali tidak bermaksud menghina atau merendahkan orang lain, melainkan sebagai bentuk keintiman dalam pertemanan.

Kata Kasar atau Sekadar Ciri Khas?

Menariknya, meskipun “jancok” terdengar kasar, di kalangan masyarakat Surabaya, penggunaannya cenderung fleksibel dan lebih dipahami sebagai bagian dari identitas lokal. Kata ini mencerminkan sifat orang Suroboyo yang lugas dan apa adanya.

Meskipun cerita tentang asal-usulnya mungkin masih diperdebatkan, satu hal yang pasti: "jancok" telah menjadi simbol bahasa yang hidup dan terus berkembang di kalangan masyarakat Surabaya.

Related Post