Madiun, gradasigo - Setiap tahunnya, bulan Ramadhan selalu maju sekitar 10–12 hari lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya. Fenomena ini terjadi karena sistem penanggalan Hijriah yang berdasarkan siklus bulan (lunar calendar), berbeda dengan kalender Masehi yang mengikuti pergerakan matahari (solar calendar). Akibatnya, dalam kurun waktu sekitar 33 tahun, bulan Ramadhan akan kembali ke titik awalnya dalam kalender Masehi.

Ramadhan 2030 Akan Terjadi Dua Kali!

Salah satu fakta menarik yang terlihat dalam siklus ini adalah pada tahun 2030, bulan Ramadhan akan terjadi dua kali dalam satu tahun, yaitu pada 5 Januari dan 26 Desember. Fenomena langka ini hanya terjadi beberapa dekade sekali, sehingga menjadi momen spesial bagi umat Islam di seluruh dunia.

Pengaruh Siklus Ramadhan Terhadap Durasi Puasa

Perubahan tanggal Ramadhan juga mempengaruhi durasi puasa di berbagai belahan dunia.

• Negara di belahan bumi utara, seperti Eropa dan Amerika Utara, akan mengalami durasi puasa terpanjang saat Ramadhan jatuh di musim panas.
• Sebaliknya, negara di belahan bumi selatan, seperti Australia dan Selandia Baru, akan mengalami durasi puasa lebih pendek pada periode yang sama.

Kenapa Siklus Ramadhan Setiap 33 Tahun?

Kalender Hijriah memiliki 354 atau 355 hari, sedangkan kalender Masehi memiliki 365 atau 366 hari. Perbedaan sekitar 10–12 hari per tahun inilah yang menyebabkan bulan Ramadhan terus bergeser hingga kembali ke posisi semula setelah sekitar 33 tahun.

Siklus Ramadhan yang terjadi setiap 33 tahun adalah bukti keunikan sistem kalender Islam. Selain itu, fenomena Ramadhan dua kali dalam setahun pada 2030 menjadi hal yang langka dan menarik. Bagi umat Muslim, memahami siklus ini bisa membantu dalam merencanakan ibadah, terutama bagi yang ingin menjalankan umrah atau perjalanan ke negara lain saat Ramadhan.